Iklan

Monday, 5 November 2018

Inilah rombongan umat islam yang masuk surga



Surga merupakan tempat yang sangat menyenangkan, indah, dan penuh kenikmatan. Digambarkan  keindahan surga yang telah dijanjikan dijanjikan bagi  orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, Pencipta alam semesta, bukan keindahaan yang biasa dilihat manusia, tetapi keindahan dan kenikmatannya belum pernah dilihat, didengar, bahkan terbersit dalam benak hati manusia. Sungguh keniikmatan yang tiada tara, terlebih bila dapat masuk  kedalamnya bersama  orang-orang yang dicinta dalam  rombongan yang besar.
 
_Dilansir dari Kitab tafsir Al-Qur’an al Adzhim_ Karya **Ibnu Kasir**_, disebutkan bahwa, ada rombongan besar manusia yang diakhirat kelak setelah proses kebangkitan akan masuk kedalam surga bersama-sama. Sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam firmannya "_Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabb-nya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya”. Dan mereka mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki.”; maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal_.” (**QS. Az-Zumar: 73-74**).
 
Rombongan manusia yang akan masuk surga dalam ayat diatas adalah, mereka yang bertaqwa dengan sebenar-benarnya, bukan sekedarnya. Denagan mentaati perintahnya, bukan mendurhakainya. Mensyukuri bukan mengingkari karunianya. Dan mengingat tidak melupakannya,  Sedang mati dalam keadaan iman dan islam sampai akhir hayatnya. Sebagaimana disebutkan dalam _Kitab Tafsir al-Jalalain_  karya  **Jalaludin al-Mahalli dan  Al-Suyuti** bahwa Allah berfirman yang artinya, "_Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam_". (**Qs. Ali Imran : 102**).
 
Orang-orang yang tetap dalam ketaqwaan akan masuk surga dalam rombongan besar, dan memancarkan cahaya yang terang laksana bulan purna dimalam hari. dan rombongan selanjunya akan terlihat seperti bintang yang terang. Sesuai dengan amal ibadah yang telah mereka kerjakan. **Al-Hafizh Abu Ya’la** meriwayatkan dari **Abu Hurairah RA**, ia berkata, “**Rasulullah SAW** bersabda: “_Rombongan pertama yang memasuki Surga (keelokan) rupa mereka seperti bulan pada malam purnama, sedang rombongan yang datang sesudah mereka seperti cahaya bintang yang paling terang cahayanya di langit. Mereka tidak kencing, tidak buang air besar, tidak meludah, dan tidak beringus. Sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka adalah misik, tempat membakar dupa mereka berasal dari pohon aloe (satu jenis pohon di India). Istri mereka adalah bidadari, perangai mereka seperti perangai satu orang, wujud mereka seperti bapak mereka, Adam, yakni setinggi enam puluh hasta_.” **Al -Bukhari dan Muslim** juga meriwayatkannya dari jalur **Jarir**.
 
Kemudian ketika rombongan besar itu sampai didepan pintu surga,  dalam _Kitab Tafsir Al-Mishbah_ karya **M.Quraish Shihab**, beliau menjelaskan. rombongan tersebut akan disambut dengan para penjaga surga yang mulia, dengan sambutan yang hangat penuh kekeluargaan, kemudian para malaikat penjaga surga berkata : "_Salam aman dan sejahtera yang berlimpah untuk kalian. Kalian telah merasakan kenikmatan dunia dengan menyucikan diri dari berbagai macam maksiat. Dan kini, di akhirat, kalian pun merasakan kenikmatan dengan sebagian karunia. Masuklah kalian ke dalam surga ini untuk selama-lamanya. Di dalamnya, kalian akan memperoleh kenikmatan yang tak pernah terdetik dalam benak kalian_.
 

Demikian menyenangkan sambutan yang diterima orang-orang yang bertaqwa di akhirat kelak, membuat termotivasi untuk mendapatkannya. Sehingga ketika Rasul menjelaskan tentang rombongan yang akan masuk surga tersebut, seorang sahabat yang bernama Ukasyah, sepontan mohon agar Rasul mendoakannya.  Dari **Abu Hurairah RA** meriwayatkan dari **Rasulullah SAW**, beliau bersabda: “_Satu rombongan dari umatku akan memasuki Surga, mereka berjumlah tujuh puluh ribu orang, muka mereka bercahaya layaknya cahaya bulan pada malam purnama.” Lantas ‘Ukasyah bin Mihshan bangkit berdiri seraya berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk dari rombongan itu.” Beliau bersabda: “Ya Allah, jadikanlah ia termasuk rombongan itu.” Lalu seorang laki-laki dari kalangan Anshar bangkit berdiri seraya berkata, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk dari rombongan itu.” Beliau bersabda: “Ukasyah telah mendahuluimu_.” (**HR Bukhari Muslim**).
 
Ukasyah bin Mihshan telah mendapatkan do'a Rasulmasuk surga bersama 70 ribu orang beriman, sementara kita belum mengetahuiya. Karenanya penting bagi kita untuk memiliki satu keistimewaan amal ibadah yang dapat membuka pintu surga yang delapan. Dari **Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa **Rasulullah SAW** bersabda: “_Barangsiapa yang menginfakkan satu pasang dari hartanya di jalan Allah (seperti budak, unta dan lain-lain) maka ia akan diseru dari pintu-pintu Surga. Dan Surga itu mempunyai beberapa pintu. Barangsiapa yang termasuk ahli shalat, ia akan diseru dari pintu shalat, barangsiapa yang termasuk ahli shadaqah, maka ia akan diseru dari pintu shadaqah, barangsiapa yang termasuk ahli berjihad, maka ia akan diseru dari pintu jihad, dan barangsiapa yang termasuk ahli puasa maka ia akan diseru dari pintu Rayyaan.” Lalu Abu Bakar r.a berkata, “Wahai Rasulullah, tidak ada madharat bagi seseorang dari pintu manapun ia dipanggil. Akan tetapi apakah ada seseorang yang diseru dari semua pintu itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Ya, dan saya berharap engkau termasuk dari mereka_.” (HR Ahmad, Bukhari dan Muslim**).

 

Sunday, 11 February 2018

Fir’aun akhirnya ‘beriman dan diselamatkan’



Nauddzu billah, Ternyata Fir’aun di akhir hayatnya ‘beriman dan diselamatkan’
 
 
gambar : Firaun dan Musa

Mendengar nama  Fir'aun orang sudah beranggapan  bahwa yang dimaksud adalah seorang raja yang sombong dan kejam padahal sebenarnya  tidak semua Fir'aun itu berwatak demikan karena Fir'aun bukan lah nama satu orang raja saja  melainkan dia adalah gelar dari raja-raja  yang berkuasa dan memerintah mesir secara turun-temurun dalam waktu yang sangat lama bahkan sampai ratusan tahun dari golongan suku Qibti.

Didalam Al-Qur;an yang banyak dikisahkan  adalah  raja Fir'aun  dimasa nabi Musa   as.  yang  menurut para  ulama bernama Maneftah atau Ramses II yang memerintah 1224 - 1214 sm pendapat lain sampai 1204 sm. Fir'aun mengaku dirinya sebagai tuhan yang harus ditaati oleh semua rakyatnya baik oleh bangsa mesir sendiri maupun bani israil yang mereka anggap sebagai budak bila ada yang menolak maka tak segan-segang untuk dibunuhnya

Kesombongan dan kekejaman firu’an
Kesombongan Firaun terbesar yang dilakukannya adalah  pengangkatan dirinya sebagai Tuhan atau penjelmaan tuhan dimesir sehingga siapapun yang tidak mentaati perintahnya akan mendapatkan ancaman dan siksaan

penyiksaan dan perbudakan terhadap Bani Israil bahkan setiap bayi laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Isroil harus dibunuh hidup-hidup

kekejaman firaun juga kepada istrinya yang bernama Asiyah yang beriman dan sebagai konsekwensi dari keimanannya tersebut dia harus ikhlas mendapatkan  siksaan berat hingga akhir hayatnya menjadi syahidah. Qs. At-Tahrim (66) : 11
 
Kisah kematian firaun
Allah swt menjelaskan kepada kita dalam Al-Qur’an bahwa semua yang dia ciptakan ada masnya dan akan dipergilirkan demikian pula dengan kejayaan firmaun tidak berlangsung lama.
 
Allah swt perintahkan nabi Musa as bersama bani isroil keluar dari Mesir dan dikerjar  Firaun bersama  tentaranya sampai ditepi laut merah, Allah swt perintahkan nabi Musa as  memukulkan tongkatnya ke laut dan  terbelah dan memungkinkan untuk dilalui hingga sampai ketepian laut merah

sementara firaun dan tentarnya masih ditengah lautan kemudian nabi Musa memukulkan tongkatnya lautpun  tertutup kembali sehingga Firaun dan pasukannya tewas didalam lautan dan sebelum tewas firaun sempat mengucapkan kata Taubat  Qs Yunus (10) ayat 90.

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
 

Kemudian  Allah menyelamatkan jasad fir’aun Qs. Yunus (10) ayat 92 yang ditemukan masyarakat Mesir kemudian  jasad  firaun dimumikan.
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.

Pada  tahun 1896 M mumi firaun ditemukan di waddi Al- Muluk (lembah raja-raja ) daerah Thaba Luxor mesir dan dibuka pembalutnya oleh Eliot Smith seorang ahli purbakala Inggris pada tanggal 8 juli 1907.
 
 
Gambar : jasad Firaun yang diselamatkan


Diselamatkan jasad fiiraun bukan karena diterima keimanan dan tobatnya namun lebih kepada pembuktian kebenaran Al-Qur’an dan agar menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya untuk menyadari  bahwa manusia tidak lebih dari sekedar mahluk ciptaan  Allah swt yang tidak layak untuk menyobongkan diri.

 

Saturday, 10 February 2018

Kisah Juraiz bayi luar nikah bisa bicara



Kisah JURAIZ  MasyaAllah! Bayi Hasil Hubungan Luar Nikah Dapat Bicara Dengan Fasih

Gambar Kisah Juraiz bayi bisa bicara   martygabler.com
 
Pada umumnya bayi baru bisa berbicara ketika telah berusia setahun namun peristiwa ini sangat langka faktanya bayi ini baru beberapa hari lahir sudah mampu berbicara dengan jelas, apa sebabnya

adalah seorang wanita yang baru melahirkan anaknya datang kepada penguasa meminta agar pemuda yang bernama juraiz mau mengakui dan bertangungjawab atas bayi yang telah dilahirkannya tersebut, namun sesampai dikediaman juraiz dia tidak mengakui bahwa anak yang dibawa wanita tersebut adalah hasil perbutannya.

sehingga warga tersulut emosi dan menghancurkan rumah yang merupakan tempat ibadahnya, sementara Juraiz sendiri dibawa ketempat penguasa untuk diadili dan mendapat hukuman.


sesampainya ditempat penguasa(raja)  juraiz di konfrontasi dengan wanita yang baru melahirkan bayi tersebut, Raja bertanya kepada wanita  "hasil dari hubungan dengan siapa anak ini? " wanita itu menjawab "Juraiz" , kemudian raja bertanya kepada Juraiz "siapa ini menurutmu?"   Juraiz balik bertanya  "siapa yang kau maksudkan?",

"wanita ini mengaku bahwa bayi ini adalah hasil berhungan denan Mu",  "bawa kemari bayi itu" sahut juraiz. kemudian bayi itu ditanya oleh Juraiz " ya Ghulam, Qul man Abuka  (wahai bayi laki-laki katakan siapa bapakmu)?" dengan izin Allah bayi yang masih merah itu menjawab, " bapak saya adalah  penggembala sapi?"

 
Mendengar jawaban bayi tersebut raja memerintahkan untuk membanun kembali  rumah dan sekaligus tempat ibadahnya Juraiz,, bahkan raja menawarkan agar rumahnya dibangun dengan bahan emas  atau perak namun karena Zuhudnya, dia hanya meminta agar rumahnya dibangun seperti semula.

 
peristiwa ini dilatarbelakangi oleh kekesalan  sang ibu yang memanggilnya sebanyak tiga kali  pada saat dia sedang sholat sunah tidak menjawabnya kemudian ibunya berkata dalam nada do'a "semoga Allah tidak mewafatkanmu sampai Allah mempertontonkan wajahmu dihadapan para pelacur".  

bila orang sedang sholat sunah  saja demikan mustajab sumpah ibu, bagaimana bila kondisi sedang senggang?


Kisah yang bisa diambil pelajaran akan ampuhnya do’a jelek seorang ibu pada anaknya, yaitu kisah Juraij.

Dari Abu Hurairah, ia berkata, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Tidak ada bayi yang dapat berbicara dalam buaian kecuali Isa bin Maryam dan (bayi di masa) Juraij” Lalu ada yang bertanya,”Wahai Rasulullah siapakah Juraij?” Beliau lalu bersabda, ”Juraij adalah seorang rahib yang berdiam diri pada rumah peribadatannya (yang terletak di dataran tinggi/gunung). 

Terdapat seorang penggembala yang menggembalakan sapinya di lereng gunung tempat peribadatannya dan seorang wanita dari suatu desa menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum dengannya).

(Suatu ketika) datanglah ibu Juraij dan memanggil anaknya (Juraij) ketika ia sedang melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij.” Juraij lalu bertanya dalam hatinya, ”Apakah aku harus memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya. 

 Juraij kembali bertanya di dalam hati, ”Ibuku atau shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya memanggil untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau shalatku?” Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab panggilan,

 Ibunya berkata, “Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Juraij sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur.” Lalu ibunya pun pergi meninggalkannya.
Wanita yang menemui penggembala tadi dibawa menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan seorang anak. 

Raja itu bertanya kepada wanita tersebut, ”Hasil dari (hubungan dengan) siapa (anak ini)?” “Dari Juraij”, jawab wanita itu. Raja lalu bertanya lagi, “Apakah dia yang tinggal di tempat peribadatan itu?” “Benar”, jawab wanita itu. Raja berkata, ”Hancurkan rumah peribadatannya dan bawa dia kemari.” Orang-orang lalu menghancurkan tempat peribadatannya dengan kapak sampai rata dan mengikatkan tangannya di lehernya dengan tali lalu membawanya menghadap raja. 

Di tengah perjalanan Juraij dilewatkan di hadapan para pelacur. Ketika melihatnya Juraij tersenyum dan para pelacur tersebut melihat Juraij yang berada di antara manusia.
Raja lalu bertanya padanya, “Siapa ini menurutmu?” Juraij balik bertanya, “Siapa yang engkau maksud?” Raja berkata, “Dia (wanita tadi) berkata bahwa anaknya adalah hasil hubungan denganmu.” 

Juraij bertanya, “Apakah engkau telah berkata begitu?” “Benar”, jawab wanita itu. Juraij lalu bertanya, ”Di mana bayi itu?” Orang-orang lalu menjawab, “(Itu) di pangkuan (ibu)nya.” Juraij lalu menemuinya dan bertanya pada bayi itu, ”Siapa ayahmu?” Bayi itu menjawab, “Ayahku si penggembala sapi.”

Kontan sang raja berkata, “Apakah perlu kami bangun kembali rumah ibadahmu dengan bahan dari emas?” Juraij menjawab, “Tidak perlu”. “Ataukah dari perak?” lanjut sang raja. “Jangan”, jawab Juraij. “Lalu dari apa kami akan bangun rumah ibadahmu?”, tanya sang raja. Juraij menjawab, “Bangunlah seperti sedia kala.” Raja lalu bertanya, “

Mengapa engkau tersenyum?” Juraij menjawab, “(Saya tertawa) karena suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya do’a ibuku terhadap diriku.” Kemudian Juraij pun memberitahukan hal itu kepada mereka.”
(Disebutkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod)

Pelajaran dari Kisah Juraij
 
1- Hadits ini menunjukkan keutamaan orang berilmu dibanding ahli ibadah. Seandainya Juraij seorang alim (yang berilmu), maka tentu ia akan lebih memilih untuk menjawab panggilan ibunya dibanding melanjutkan shalat. Baca artikel: Keutamaan Belajar Islam.

2- Seorang anak harus berhati-hati dengan kemarahan orang tuanya. Karena jika ia sampai membuat orang tua marah dan orang tua mendoakan jelek, maka itu adalah do’a yang mudah diijabahi. Lihat kisah Juraij di atas, ia tahu akan hal itu, sehingga membuatnya tersenyum.

3- Bukti do’a jelek dari ibu terkabul karena Juraij akhirnya dipertontonkan di hadapan wanita pelacur sebagaimana do’a ibunya.

4- Juraij menunjukkan sikap yang benar ketika menghadapi masalah yaitu harus yakin akan pertolongan Allah.

6- Zuhudnya Juraij karena hanya meminta tempat ibadahnya dibangun seperti sedia kala. Ia tidak minta diganti dengan emas atau perak.
7- Ketika musibah menimpa, barulah orang ingat akan dosa, ada juga yang mengingat akan do’a jelek yang menimpa dirinya seperti dalam kisah Juraij ini.

8- Bakti pada orang tua adalah wajib, termasuk di antaranya adalah memenuhi panggilannya. Sedangkan shalat sunnah hukumnya sunnah, artinya berada di bawah bakti pada ortu.

9- Do’a ibu Juraij tidak berlebihan yaitu tidak sampai mendoakan Juraij terjerumus dalam perbuatan keji (zina). Ia hanya do’akan agar Juraij dipertontonkan di hadapan para pelacur, tidak lebih dari itu.

10- Tawakkal dan keyakinan yang tinggi pada Allah akan membuat seseorang keluar dari musibah.

11- Jika ada dua perkara yang sama-sama penting bertabrakan, maka dahulukan perkara yang paling penting. Seperti ketika bertabrakan antara memenuhi panggilan ibu ataukah shalat sunnah, maka jawabnya, memenuhi panggilan ibu.

12- Allah selalu memberikan jalan keluar (jalan kemudahan) bagi para wali-Nya dalam kesulitan mereka. Baca pula artikel: 1 Kesulitan Mustahil Mengalahkan 2 Kemudahan.

13- Hadits ini menunjukkan adanya karomah wali, berbeda halnya dengan Mu’tazilah yang menolak adanya karomah tersebut.

Sumber : www rumaysho.com