Iklan

Sunday, 11 February 2018

Fir’aun akhirnya ‘beriman dan diselamatkan’



Nauddzu billah, Ternyata Fir’aun di akhir hayatnya ‘beriman dan diselamatkan’
 
 
gambar : Firaun dan Musa

Mendengar nama  Fir'aun orang sudah beranggapan  bahwa yang dimaksud adalah seorang raja yang sombong dan kejam padahal sebenarnya  tidak semua Fir'aun itu berwatak demikan karena Fir'aun bukan lah nama satu orang raja saja  melainkan dia adalah gelar dari raja-raja  yang berkuasa dan memerintah mesir secara turun-temurun dalam waktu yang sangat lama bahkan sampai ratusan tahun dari golongan suku Qibti.

Didalam Al-Qur;an yang banyak dikisahkan  adalah  raja Fir'aun  dimasa nabi Musa   as.  yang  menurut para  ulama bernama Maneftah atau Ramses II yang memerintah 1224 - 1214 sm pendapat lain sampai 1204 sm. Fir'aun mengaku dirinya sebagai tuhan yang harus ditaati oleh semua rakyatnya baik oleh bangsa mesir sendiri maupun bani israil yang mereka anggap sebagai budak bila ada yang menolak maka tak segan-segang untuk dibunuhnya

Kesombongan dan kekejaman firu’an
Kesombongan Firaun terbesar yang dilakukannya adalah  pengangkatan dirinya sebagai Tuhan atau penjelmaan tuhan dimesir sehingga siapapun yang tidak mentaati perintahnya akan mendapatkan ancaman dan siksaan

penyiksaan dan perbudakan terhadap Bani Israil bahkan setiap bayi laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Isroil harus dibunuh hidup-hidup

kekejaman firaun juga kepada istrinya yang bernama Asiyah yang beriman dan sebagai konsekwensi dari keimanannya tersebut dia harus ikhlas mendapatkan  siksaan berat hingga akhir hayatnya menjadi syahidah. Qs. At-Tahrim (66) : 11
 
Kisah kematian firaun
Allah swt menjelaskan kepada kita dalam Al-Qur’an bahwa semua yang dia ciptakan ada masnya dan akan dipergilirkan demikian pula dengan kejayaan firmaun tidak berlangsung lama.
 
Allah swt perintahkan nabi Musa as bersama bani isroil keluar dari Mesir dan dikerjar  Firaun bersama  tentaranya sampai ditepi laut merah, Allah swt perintahkan nabi Musa as  memukulkan tongkatnya ke laut dan  terbelah dan memungkinkan untuk dilalui hingga sampai ketepian laut merah

sementara firaun dan tentarnya masih ditengah lautan kemudian nabi Musa memukulkan tongkatnya lautpun  tertutup kembali sehingga Firaun dan pasukannya tewas didalam lautan dan sebelum tewas firaun sempat mengucapkan kata Taubat  Qs Yunus (10) ayat 90.

وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".
 

Kemudian  Allah menyelamatkan jasad fir’aun Qs. Yunus (10) ayat 92 yang ditemukan masyarakat Mesir kemudian  jasad  firaun dimumikan.
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.

Pada  tahun 1896 M mumi firaun ditemukan di waddi Al- Muluk (lembah raja-raja ) daerah Thaba Luxor mesir dan dibuka pembalutnya oleh Eliot Smith seorang ahli purbakala Inggris pada tanggal 8 juli 1907.
 
 
Gambar : jasad Firaun yang diselamatkan


Diselamatkan jasad fiiraun bukan karena diterima keimanan dan tobatnya namun lebih kepada pembuktian kebenaran Al-Qur’an dan agar menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya untuk menyadari  bahwa manusia tidak lebih dari sekedar mahluk ciptaan  Allah swt yang tidak layak untuk menyobongkan diri.