Lima amalan ibadah yang mudah memiliki nilai pahala seperti ibadah
haji
Amal yang pahalanya seperti ibadah haji |
Ibadah haji merupakan rukun
islam kelima yang wajib dikerjakan oleh umat islam yang mampu menjalankannya
baik itu biaya, kesehatan maupun keamanan diperjalanan bila telah mampu namun
dengan sengaja menunda-nunda hingga meninggal dunia maka matinya orang tersebut
dalam keadaan Yahudi atau Nasrani
Sementara bagi yang belum memiliki kemampuan tidak diwajibkan menjalankannya melainkan harus ada niat dalam
hati bila Allah swt memberikan kemampuan akan menunaikannya. dan sebelum
hajinya terlaksana maka sangat baik bila mengamalkan amalan ibadah yang nilai
pahalanya seperti orang yang pergi haji ke Baitullah di Mekah.
1. Menghadiri Majlis Ilmu di Masjid
Menuntut ilmu merupakan kewajiaban baik muslimin maupun muslimat
(laki-laki atau perempuan) karena dengan ilmu kita akan dapat membedakan baik
dan buruk, benar dan salah serta akan
dapat berbagai macam kemuduhan baik
urusan dunia maupun akhirat, demikan besar manfaat menuntut ilmu sampai-sampai nabi Muhammad saw
menjelaskan:
Dari Abu Umamah radhiyallahu
‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ غَدَا إِلَى
الْمَسْجِدِ لا يُرِيدُ إِلا أَنْ يَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ يُعَلِّمَهُ، كَانَ
لَهُ كَأَجْرِ حَاجٍّ تَامًّا حَجَّتُهُ
“Siapa yang berangkat ke masjid yang ia inginkan hanyalah untuk
belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji
yang sempurna hajinya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 8:
94. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, no. 86
menyatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
2. Membaca Tasbih, Tahmid dan Takbir tiap
selesai shalat
Dimasa Rasul para sahabat yang miskin mengadu karena mereka tidak bisa bershodaqoh, berjihad atau berhaji sebagaimana yang dilakukan oleh
orang kaya maka rasul mengajari mereka tiga kalimat yang nilai pahalanya seprti
orang yang bersodaqoh, berjihad atau berhaji yaitu Tasbih (subhanallah),
tahmid (al hamdulillah) dan
takbir (Allahu Akbar) setiap
selesai shalat masing masing 33 X (Hr. Bukhori)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, ia berkata,
جَاءَ الْفُقَرَاءُ إِلَى
النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالُوا ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ مِنَ
الأَمْوَالِ بِالدَّرَجَاتِ الْعُلاَ وَالنَّعِيمِ الْمُقِيمِ ، يُصَلُّونَ كَمَا
نُصَلِّى ، وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ ، وَلَهُمْ فَضْلٌ مِنْ أَمْوَالٍ
يَحُجُّونَ بِهَا ، وَيَعْتَمِرُونَ ، وَيُجَاهِدُونَ ، وَيَتَصَدَّقُونَ قَالَ «
أَلاَ أُحَدِّثُكُمْ بِأَمْرٍ إِنْ أَخَذْتُمْ بِهِ أَدْرَكْتُمْ مَنْ سَبَقَكُمْ
وَلَمْ يُدْرِكْكُمْ أَحَدٌ بَعْدَكُمْ ، وَكُنْتُمْ خَيْرَ مَنْ أَنْتُمْ بَيْنَ
ظَهْرَانَيْهِ ، إِلاَّ مَنْ عَمِلَ مِثْلَهُ تُسَبِّحُونَ وَتَحْمَدُونَ ،
وَتُكَبِّرُونَ خَلْفَ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ » . فَاخْتَلَفْنَا
بَيْنَنَا فَقَالَ بَعْضُنَا نُسَبِّحُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ ، وَنَحْمَدُ
ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ ، وَنُكَبِّرُ أَرْبَعًا وَثَلاَثِينَ . فَرَجَعْتُ
إِلَيْهِ فَقَالَ « تَقُولُ سُبْحَانَ اللَّهِ ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَاللَّهُ
أَكْبَرُ ، حَتَّى يَكُونَ مِنْهُنَّ كُلِّهِنَّ ثَلاَثًا وَثَلاَثِينَ »
“Ada orang-orang miskin datang menghadap Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam. Mereka berkata, orang-orang kaya itu pergi membawa
derajat yang tinggi dan kenikmatan yang kekal. Mereka shalat sebagaimana kami
shalat. Mereka puasa sebagaimana kami berpuasa. Namun mereka memiliki kelebihan
harta sehingga bisa berhaji, berumrah, berjihad serta bersedekah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Maukah
kalian aku ajarkan suatu amalan yang dengan amalan tersebut kalian akan
mengejar orang yang mendahului kalian dan dengannya dapat terdepan dari orang
yang setelah kalian. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama daripada
kalian, kecuali orang yang melakukan hal yang sama seperti yang kalian lakukan.
Kalian bertasbih, bertahmid, dan bertakbir di setiap akhir shalat sebanyak tiga
puluh tiga kali.”
Kami pun berselisih. Sebagian kami bertasbih tiga puluh tiga kali,
bertahmid tiga puluh tiga kali, bertakbir tiga puluh empat kali. Aku pun
kembali padanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ucapkanlah subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar, sampai tiga puluh
tiga kali.” (HR. Bukhari, no. 843).
3. Sholat lima waktu berjam'ah di Masjid
Sholat lima waktu bagi
laki-laki sangat di anjurkan untuk dilaksanakan
secara berjamaah di masjid
kecuali ada halangan seperti
sakit atau hujan lebat, dalam hadist riwayat Tabrani dijelaskan bahwa "siapa yang berjalan ke masjid untuk shalat wajib
maka pahalanya seperti haji dan siapa yang sholat sunah maka seperti umroh yang
sunah".
Dalam hadits lainnya, dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ خَرَجَ مِنْ
بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ
الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لاَ يُنْصِبُهُ إِلاَّ
إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلاَةٌ عَلَى أَثَرِ صَلاَةٍ لاَ
لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِى عِلِّيِّينَ
Artinya : “Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan
bersuci menuju shalat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji.
Barangsiapa keluar untuk shalat Sunnah Dhuha, yang dia tidak melakukannya
kecuali karena itu, maka pahalanya seperti pahala orang yang berumrah. Dan
(melakukan) shalat setelah shalat lainnya, tidak melakukan perkara sia-sia
antara keduanya, maka pahalanya ditulis di ‘illiyyin (kitab catatan amal orang-orang
shalih).” (HR. Abu Daud, no. 558; Ahmad, 5: 268. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
4. Menjalankan Shalat Isyraq di Masjid
Shalat isyrak adalah sholat yang dikerjakan ketika matahari
telah terbit dengan cahaya yang jelas dengan warna merah telah hilang ,
sholat ini dilakukan dengan cara setelah sholat subuh tidak pulang dulu melaikan
tetap di dalam Masjid berzikir atau
tadarus sampai datangnya waktu
Isyraq baru kemudian sholat, pahala yang
dijanjikan rasul dalam hadis yang diriwayatkan Thabrani dari Abu umamah seperti
orang yang haji atau umroh yang sempurna.
Dalilnya
adalah dari hadits dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلاةَ
الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ
الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan shalat shubuh dengan
berjama’ah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan
shalat Sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau
berumroh secara sempurna.” (HR. Thabrani. Syaikh Al-Albani dalam Shahih
At-Targhib wa At-Tarhib, no. 469 mengatakan bahwa hadits ini shahih
lighairihi atau shahih dilihat dari jalur lainnya)
5. Berbakti kepada kedua orang tua
Dari anas bin Malik mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda
"bertaqwalah kepada Allah dengan berbuat baik pada ibumu, jika engkau
berbuat baik kepadanya maka statusnya adalah seperti berhaji, berumroh dan
berjihad" (Hr.Tabrani), hadis ini
merupakan jawaban nabi kepada seseorang yang ingin berjihad namun masih
mempunyai ibu yang lebih membutuhkan keberadaannya.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu, ia berkata,
إِنِّي أَشْتَهِي الْجِهَادَ
وَلا أَقْدِرُ عَلَيْهِ ، قَالَ : هَلْ بَقِيَ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ ؟ قَالَ :
أُمِّي ، قَالَ : فَأَبْلِ اللَّهَ فِي بِرِّهَا ، فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ
فَأَنْتَ حَاجٌّ ، وَمُعْتَمِرٌ ، وَمُجَاهِدٌ ، فَإِذَا رَضِيَتْ عَنْكَ أُمُّكَ
فَاتَّقِ اللَّهَ وَبِرَّهَا
“Ada seseorang yang mendatangi Rasululah shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan ia sangat ingin pergi berjihad namun tidak mampu. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bertanya padanya apakah salah satu dari kedua orang
tuanya masih hidup. Ia jawab, ibunya masih hidup.
Rasul pun berkata padanya, “Bertakwalah pada Allah dengan
berbuat baik pada ibumu. Jika engkau berbuat baik padanya, maka statusnya
adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam
Al-Ausath 5/234/4463 dan Al-Baihaqi dalam Syu’ab Al-Iman 6/179/7835.
baca : macam-macam sifat mental manusia dalam beribadah
baca : macam-macam sifat mental manusia dalam beribadah
itulah lima amalan ibadah
yang memiliki nilai pahala seperti ibadah haji, semoga manfaat.
sumber :
rumaysho.com