Kisah JURAIZ MasyaAllah! Bayi Hasil Hubungan Luar Nikah
Dapat Bicara Dengan Fasih
Gambar Kisah Juraiz bayi bisa bicara martygabler.com |
Pada umumnya bayi baru bisa
berbicara ketika telah berusia setahun namun peristiwa ini sangat langka
faktanya bayi ini baru beberapa hari lahir sudah mampu berbicara dengan jelas,
apa sebabnya
adalah seorang wanita yang baru
melahirkan anaknya datang kepada penguasa meminta agar pemuda yang bernama
juraiz mau mengakui dan bertangungjawab atas bayi yang telah dilahirkannya
tersebut, namun sesampai dikediaman juraiz dia tidak mengakui bahwa anak yang
dibawa wanita tersebut adalah hasil perbutannya.
sehingga warga tersulut emosi dan
menghancurkan rumah yang merupakan tempat ibadahnya, sementara Juraiz sendiri
dibawa ketempat penguasa untuk diadili dan mendapat hukuman.
sesampainya ditempat
penguasa(raja) juraiz di konfrontasi
dengan wanita yang baru melahirkan bayi tersebut, Raja bertanya kepada
wanita "hasil dari hubungan dengan
siapa anak ini? " wanita itu menjawab "Juraiz" , kemudian raja
bertanya kepada Juraiz "siapa ini menurutmu?" Juraiz balik bertanya "siapa yang kau maksudkan?",
"wanita ini mengaku bahwa
bayi ini adalah hasil berhungan denan Mu",
"bawa kemari bayi itu" sahut juraiz. kemudian bayi itu ditanya
oleh Juraiz " ya Ghulam, Qul man Abuka
(wahai bayi laki-laki katakan siapa bapakmu)?" dengan izin Allah
bayi yang masih merah itu menjawab, " bapak saya adalah penggembala sapi?"
Mendengar jawaban bayi tersebut
raja memerintahkan untuk membanun kembali
rumah dan sekaligus tempat ibadahnya Juraiz,, bahkan raja menawarkan
agar rumahnya dibangun dengan bahan emas
atau perak namun karena Zuhudnya, dia hanya meminta agar rumahnya
dibangun seperti semula.
peristiwa ini dilatarbelakangi
oleh kekesalan sang ibu yang
memanggilnya sebanyak tiga kali pada
saat dia sedang sholat sunah tidak menjawabnya kemudian ibunya berkata dalam nada
do'a "semoga Allah tidak mewafatkanmu sampai Allah mempertontonkan wajahmu
dihadapan para pelacur".
bila orang sedang sholat
sunah saja demikan mustajab sumpah ibu,
bagaimana bila kondisi sedang senggang?
Kisah yang
bisa diambil pelajaran akan ampuhnya do’a
jelek seorang ibu pada anaknya, yaitu kisah Juraij.
Dari Abu Hurairah, ia
berkata, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Tidak ada bayi yang
dapat berbicara dalam buaian kecuali Isa bin Maryam dan (bayi di masa) Juraij”
Lalu ada yang bertanya,”Wahai Rasulullah siapakah Juraij?” Beliau lalu
bersabda, ”Juraij adalah seorang rahib yang berdiam diri pada rumah
peribadatannya (yang terletak di dataran tinggi/gunung).
Terdapat seorang
penggembala yang menggembalakan sapinya di lereng gunung tempat peribadatannya
dan seorang wanita dari suatu desa menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum
dengannya).
(Suatu ketika) datanglah ibu Juraij dan
memanggil anaknya (Juraij) ketika ia sedang melaksanakan shalat, ”Wahai
Juraij.” Juraij lalu bertanya dalam hatinya, ”Apakah aku harus memenuhi
panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya.
Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya.
Juraij kembali bertanya
di dalam hati, ”Ibuku atau shalatku?” Rupanya dia mengutamakan shalatnya.
Ibunya memanggil untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku
atau shalatku?” Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak
menjawab panggilan,
Ibunya berkata, “Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai
Juraij sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur.” Lalu ibunya pun
pergi meninggalkannya.
Wanita yang menemui
penggembala tadi dibawa menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan seorang
anak.
Raja itu bertanya kepada wanita tersebut, ”Hasil dari (hubungan dengan)
siapa (anak ini)?” “Dari Juraij”, jawab wanita itu. Raja lalu bertanya lagi,
“Apakah dia yang tinggal di tempat peribadatan itu?” “Benar”, jawab wanita itu.
Raja berkata, ”Hancurkan rumah peribadatannya dan bawa dia kemari.” Orang-orang
lalu menghancurkan tempat peribadatannya dengan kapak sampai rata dan
mengikatkan tangannya di lehernya dengan tali lalu membawanya menghadap raja.
Di tengah perjalanan Juraij dilewatkan di hadapan para pelacur. Ketika
melihatnya Juraij tersenyum dan para pelacur tersebut melihat Juraij yang
berada di antara manusia.
Raja lalu bertanya
padanya, “Siapa ini menurutmu?” Juraij balik bertanya, “Siapa yang engkau
maksud?” Raja berkata, “Dia (wanita tadi) berkata bahwa anaknya adalah hasil
hubungan denganmu.”
Juraij bertanya, “Apakah engkau telah berkata begitu?”
“Benar”, jawab wanita itu. Juraij lalu bertanya, ”Di mana bayi itu?”
Orang-orang lalu menjawab, “(Itu) di pangkuan (ibu)nya.” Juraij lalu menemuinya
dan bertanya pada bayi itu, ”Siapa ayahmu?” Bayi itu menjawab, “Ayahku si
penggembala sapi.”
Kontan sang raja
berkata, “Apakah perlu kami bangun kembali rumah ibadahmu dengan bahan dari
emas?” Juraij menjawab, “Tidak perlu”. “Ataukah dari perak?” lanjut sang raja.
“Jangan”, jawab Juraij. “Lalu dari apa kami akan bangun rumah ibadahmu?”, tanya
sang raja. Juraij menjawab, “Bangunlah seperti sedia kala.” Raja lalu bertanya,
“
Mengapa engkau tersenyum?” Juraij menjawab, “(Saya tertawa) karena suatu
perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya do’a ibuku terhadap diriku.”
Kemudian Juraij pun memberitahukan hal itu kepada mereka.”
(Disebutkan oleh Bukhari
dalam Adabul Mufrod)
1- Hadits ini
menunjukkan keutamaan orang berilmu dibanding ahli ibadah. Seandainya Juraij
seorang alim (yang berilmu), maka tentu ia akan lebih memilih untuk menjawab
panggilan ibunya dibanding melanjutkan shalat. Baca artikel: Keutamaan Belajar Islam.
2- Seorang anak harus
berhati-hati dengan kemarahan orang tuanya. Karena jika ia sampai membuat orang
tua marah dan orang tua mendoakan jelek, maka itu adalah do’a yang mudah
diijabahi. Lihat kisah Juraij di atas, ia tahu akan hal itu, sehingga membuatnya
tersenyum.
3- Bukti do’a jelek dari
ibu terkabul karena Juraij akhirnya dipertontonkan di hadapan wanita pelacur
sebagaimana do’a ibunya.
4- Juraij menunjukkan
sikap yang benar ketika menghadapi masalah yaitu harus yakin akan pertolongan
Allah.
6- Zuhudnya Juraij karena hanya meminta tempat ibadahnya
dibangun seperti sedia kala. Ia tidak minta diganti dengan emas atau perak.
7- Ketika musibah menimpa, barulah orang ingat akan dosa, ada juga yang mengingat akan do’a
jelek yang menimpa dirinya seperti dalam kisah Juraij ini.
8- Bakti pada orang tua
adalah wajib, termasuk di antaranya adalah memenuhi panggilannya. Sedangkan
shalat sunnah hukumnya sunnah, artinya berada di bawah bakti pada ortu.
9- Do’a ibu Juraij tidak berlebihan yaitu tidak sampai mendoakan Juraij terjerumus
dalam perbuatan keji (zina). Ia hanya do’akan agar Juraij dipertontonkan di
hadapan para pelacur, tidak lebih dari itu.
10- Tawakkal dan keyakinan yang tinggi pada Allah akan
membuat seseorang keluar dari musibah.
11- Jika ada dua perkara
yang sama-sama penting bertabrakan, maka dahulukan perkara yang paling penting. Seperti ketika bertabrakan antara memenuhi
panggilan ibu ataukah shalat sunnah, maka jawabnya, memenuhi panggilan ibu.
12- Allah selalu memberikan jalan keluar (jalan kemudahan) bagi para wali-Nya dalam kesulitan mereka. Baca
pula artikel: 1 Kesulitan Mustahil Mengalahkan 2 Kemudahan.
13- Hadits ini
menunjukkan adanya karomah wali, berbeda halnya dengan Mu’tazilah yang menolak
adanya karomah tersebut.
Sumber : www rumaysho.com