Panduan Tata cara Shalat
Dzikir Nabi Muhammad saw
Bismilahir
rohmannir rohim Pada posting kali ini akan saya sampaikan Panduan Tata cara
Sholat Dzikir Nabi Muhammad saw sesuai
dengan sifat shalat nabi insya Allah yang dilengkapi dengan gamabar tata cara
shalat
A. Pengertian shalat
Sholat secara Bahasa (Etimologi) berarti Do'a Sedangkan menurut
Istilah agama islam atau Syari'ah sholat adalah perkataan dan perbuatan/
gerakan tertentu atau khusus yang
dimulai dengan membaca takbir (takbiratul ihram) yaitu bacaan Allahu akbar
sambil mengangkat kedua tangan dan
diakhiri dengan ucapan salam dengan menolehkan kesebelah kanan.
B. Panduan tata cara sholat
Mari
kita mulai belajar sholat sesuai dengan cara sholat Nabi SAW yang pada
kesempatan ini hanya akan saya sampaikan salah satu cara sifat sholat nabi saja
karena itu apabila ada yang berbeda dengan bacaan atau gerakan yang ada dalam
panduan sholat ini dengan yang sudah diketahui, selama itu
ada dalil dari nabi saw ini tidak lain adalah suatu keleluasaan dalam
mengerjakan shalat namun secara rukun
tidaklah berbeda sehingga diharapkan dapat memotivasi kita untuk belajar lebih
banyak lagi dan bisa saling menghormati dan menghargai demi ukhuwah kita
sebagai sesama kaum muslimin.
Gambar. Shalat dan perubahan gerakannya |
Cara sholat Nabi
Sabda
nabi Muhammad SAW “Shalatlah kalian
sebagaimana kalian melihat aku shalat.” HR. Al-Bukhari dan Muslim)
1. Menghadap
kiblat
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Bila
engkau berdiri untuk shalat, sempurnakanlah wudhu'mu, kemudian menghadaplah ke
kiblat, lalu bertakbirlah." (HR. Bukhari, Muslim dan Siraj).
2. Berdiri
bila mampu
Allah berfirman : “Peliharalah semua sholat dan sholat wustha
dan berdirilah dengan tenang karena Allah. Jika kamu dalam ketakutan, sholatlah
dengan berjalan kaki atau berkendaraan. Jika kamu dalam keadaa aman, ingatlah
kepada Allah dengan cara yang telah diajarkan kepada kamu yang mana sebelumnya
kamu tidak mengetahui (cara tersebut)." (QS. Al Baqarah : 238)
3. Menghadap
sutrah / pembatas
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Janganlah kamu
shalat tanpa menghadap sutrah dan janganlah engkau membiarkan seseorang lewat
di hadapan kamu (tanpa engkau cegah). Jika dia terus memaksa lewat di depanmu,
bunuhlah dia karena dia ditemani oleh setan." (HR. Ibnu Khuzaimah).
4. Niat ikhlas karena Allah SWT
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Semua amal
tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan
niatnya." (HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain).
5. Takbiratul ihrom
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila
engkau hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudhu'mu terlebih dahulu
kemudian menghadaplah ke arah kiblat, lalu ucapkanlah takbiratul ihrom."
(Muttafaqun 'alaihi).Gmbr 1.
6. Mengangkat
kedua tangan
berdasarkan hadits riwayat Malik bin Al-Huwairits radhiyyallahu
anhu, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa
mengangkat kedua tangannya setentang telinga setiap kali bertakbir (didalam
sholat)." (HR. Muslim).
7. Bersedekap
"Lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertakbir kemudian meletakkan tangan
kanannya di atas telapak tangan kiri, pergelangan tangan kiri atau lengan
kirinya." (Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu
Khuzaimah, dengan sanad yang shahih dan dishahihkan pula oleh Ibnu Hibban,
hadits no. 485).
Beliau
terkadang juga menggenggam pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanannya,
(H.r Nasa'i dan Daraquthni) Gr.2
8. Pandangan
ke arah tempat sujud
Pada
saat mengerjakan sholat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menundukkan
kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud. Hal ini didasarkan pada
hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengalihkan pandangannya
dari tempat sujud (di dalam sholat)." (HR. Baihaqi).
9. Membaca do’a iftitah
Doa iftitah yang
dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bermacam-macam. Dalam doa iftitah
tersebut beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan pujian, sanjungan dan
kalimat keagungan untuk Allah.
Beliau pernah
memerintahkan hal ini kepada orang yang salah melakukan sholatnya dengan
sabdanya:"Tidak sempurna shalat seseorang sebelum ia bertakbir,
mengucapkan pujian, mengucapkan kalimat keagungan (doa istiftah), dan membaca
ayat-ayat al Quran yang dihafalnya…" (HR. Abu Dawud dan Hakim).
Adapun bacaan doa
iftitah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdasarkan sifat sholat nabi diantaranya adalah:
اَللَّهُمَّ بَاعِدْ
بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ،
اَللَّهُمَّ نَقِّنِيْ
مِنْ خَطَايَايَ،كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ،
اَللَّهُمَّ
اغْسِلْنِيْ مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ
ALLAHUMMA BA’ID BAINII WABAINA KHOTOYAYA KAMA
BA’ADTA BAINAL MASYRIKI WAL MAGRIBI, ALLAHUMMA NAQQINII MIN KHOTOYAYA KAMA
YUNAQQOS SHAUBUL ABYADU MINAD DANNASI, ALLAHUMMAGSILNII MIN KHOTOYAYA BITSALJI
WALMAI’ WAL BARODI
Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan-kesalahanku,
sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah
aku dan kesalahan- kesalahanku, sebagaimana baju putih dibersihkan dari
kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air dan
air es”. [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
atau bacaan sholat
do’a iftitah yang lain seperti
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ
السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ،
إِنَّ صَلاَتِيْ،
وَنُسُكِيْ، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِيْ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لاَ شَرِيْكَ
لَهُ
وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ
الْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكَ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ
رَبِّيْ وَأَنَا عَبْدُكَ،
ظَلَمْتُ نَفْسِيْ
وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذُنُوْبِيْ جَمِيْعًا إِنَّهُ لاَ
يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
وَاهْدِنِيْ لأَحْسَنِ اْلأَخْلاَقِ
لاَ يَهْدِيْ لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا،
لاَ يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا إِلاَّ
أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، وَالْخَيْرُ كُلُّهُ بِيَدَيْكَ، وَالشَّرُّ
لَيْسَ إِلَيْكَ،
أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ
وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.
WAJAHTU WAJHIYA LILADZI FATOROS
SAMAWATI WAL ARDI HANIFAW WAMA ANA MINAL MUSYRIKIN INNA SHOLATI WANUSUKI
WAMAHYAYA WAMA MATI LILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN LA SYARIKALAHU WABIDZALIKA UMIRTU WA
ANA MINAL MUSLIMIN. ALLAHUMMA ANTA MALIKA LAA ILAHA ILA ANTA, ANTA ROBBII WA
ANA ‘ABDUKA, DZOLAMTU NAFSI WA’TAROFTU BIDZAMBII FAGFIRLII DZUNUBII JAMI’AN
INAHU LA YAGFIRU DZUNUBA ILLA ANTA WAHDINII LIAHSANIL AKHLAQI LA YAHDII LI
AHSANIHA ILLA ANTA, LA BAIKA WA SA’DAIKA, WAL KHOIRU KULLAHU BIYADAIKA,
WASSYARRO LAISA ILAIKA, ANA BIKA WA ILAIKA, TABAROKTA WATA ‘ALAITA, ASTAGFIRUKA
WA ATUBU ILAIKA.
Artinya “Aku menghadap kepada Tuhan
Pencipta langit dan bumi, dengan memegang agama yang lurus dan aku tidak
tergolong orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalat, ibadah dan hidup serta
matiku adalah untuk Allah. Tuhan seru sekalian alam, tiada sekutu bagiNya, dan
karena itu, aku diperintah dan aku termasuk orang-orang muslim.
Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, engkau Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku menganiaya diriku, aku mengakui dosaku (yang telah kulakukan). Oleh karena itu ampunilah seluruh dosaku, sesungguhnya tidak akan ada yang mengampuni dosa-dosa, kecuali Engkau. Tunjukkan aku pada akhlak yang terbaik, tidak akan menunjukkan kepadanya kecuali Engkau. Hindarkan aku dari akhlak yang jahat, tidak akan ada yang bisa menjauhkan aku daripadanya, kecuali Engkau. Aku penuhi panggilanMu dengan kegembiraan, seluruh kebaikan di kedua tanganMu, kejelekan tidak dinisbahkan kepadaMu. Aku hidup dengan pertolongan dan rahmatMu, dan kepadaMu (aku kembali). Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu”. [HR. Muslim]
10. Membaca doa ta'awwudz
Membaca doa ta'awwudz
sebelum membaca surat Al-fatihah sebagaimana firman Allah ta'ala: "Apabila
kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari
syaitan yang terkutuk." (An Nahl : 98).
Nabi biasa membaca
ta'awwudz yang berbunyi:
أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
A’UDZU
BILLAHI MINAS SYATHON NIRROJIIM
"Aku
berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk"
Atau ta’awudz bacaan sholat lain dengan
mengucapkan:
"A'UUDZUBILLAHI
MINASY SYAITHAANIR RAJIIM MIN HAMAZIHI WA NAFKHIHI WANAFTSIHI"
artinya:"Aku
berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari semburannya (yang
menyebabkan gila), dari kesombongannya, dan dari hembusannya (yang menyebabkan
kerusakan akhlaq)." (H.r. Abu Dawud, Ibnu Majah, Daraquthni, Hakim).
Atau
mengucapkan:
"A'UUZUBILLAHIS
SAMII'IL ALIIM MINASY SYAITHAANIR RAJIIM..."
artinya:
"Aku
berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan
yang terkutuk..." (H.r. Abu Dawud dan Tirmidzi).
11.
Membaca
Al Fatihah
Membaca
Al Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau
dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan
perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Tidak dianggap sholat
(tidak sah sholatnya) bagi yang tidak membaca Al Fatihah" (Hadits Shahih
dikeluarkan oleh Al- Jama'ah: yakni Al Imam Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At
Tirmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah).
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ
وَلا الضَّالِّينَ
1)BISMILAHIR ROHMANIR ROHIM, 2)AL-HAMDU LILLAHI ROBBIL
’ALAMIN, 3)ARROHMANIR ROHIM, 4)MALIKI YAUMIDDIN, 5)IYAKANA BUDU WA IYA KANAS
TA’IN, 6)IKHDINAS SIROTHOL MUSTAQIM, 7)SIROTTOL LADZINA AN ’AMTA ’ALAIHIM
GHOIRIL MAGH DHUBHI ’ALAIHIM WALADH
DHOOLLIIN
Artinya : 1). Dengan menyebut nama Allah Yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. 2). Segala
puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, 3). Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang, 4). Yang menguasai hari pembalasan. 5). Hanya kepada Engkaulah kami
menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan 6). Tunjukilah kami jalan yang lurus, 7). (yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.(Qs.
Al-Fatihah 1-7)
12. Membaca aamin
Dari Abu hurairah, dia
berkata: "Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, jika selesai
membaca surat Ummul Kitab (Al Fatihah) mengeraskan suaranya dan membaca
aamin." (Hadits Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Baihaqi, Ad Daraquthni dan
Ibnu Majah)
13. Membaca surat atau
ayat Al Qur an setelah membaca Al Fatihah
Membaca surat Al Qur
an setelah membaca Al Fatihah dalan sholat hukumnya sunnah karena Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam membolehkan tidak membacanya. Membaca surat Al
Quran ini dilakukan pada dua roka'at pertama. Banyak hadits yang menceritakan
perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang itu.
Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam biasanya membaca surat dengan jumlah ayat yang berimbang
antara roka'at pertama dengan roka'at kedua. (berdasar hadits shahih Bukhari
dan Muslim)
Dalam shalat yang
bacaannya dijahrkan Nabi membaca dengan keras dan jelas. Tetapi pada shalat
dzuhur dan ashar juga pada sholat maghrib pada roka'at ketiga ataupun dua
roka'at terakhir sholat isya' Nabi membacanya dengan lirih yang hanya bisa
diketahui kalau Nabi sedang membaca dari gerakan jenggotnya, tetapi terkadang
beliau memperdengarkan bacaannya kepada mereka tapi tidak sekeras seperti
ketika di-jahr-kan. (H.r. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)
14. Rukuk
Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam setelah selesai membaca surat dari Al Quran (sifat sholat
nabi) kemudian berhenti sejenak, Kemudian mengangkat kedua tangannya sambil
bertakbir seperti ketika takbiratul ihrom kemudian rukuk (merundukkan badan
kedepan dipatahkan pada pinggang, dengan punggung dan kepala lurus sejajar
lantai) sedang tangan dengan jari-jari terbuka memegang lutut Gbr.3
Berdasarkan beberapa
hadits, salah satunya dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Aku melihat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat
mengangkat kedua tangannya sampai setentang kedua bahunya, hal itu dilakukan
ketika bertakbir hendak rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit) dari ruku'
…." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari, Muslim dan Malik)
Dengan membaca do’a
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ
رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ
SUBHANAKA ALLAHUMMA
ROBBANA WABIHAMDIKA ALLAHUMAGH FIRLII
“Maha Suci Engkau, ya
Allah! Tuhanku, dan dengan pujiMu. Ya Allah! Ampunilah dosaku.” [HR. Al-Bukhari
dan Muslim]
kadang membaca ini
kadang yang lain.
سُبْحَانَ رَبِّيَ
الْعَظِيْمِ
SUBHANA ROBBIAL ‘ADZIM
(3X)
"Maha Suci
Tuhanku yang Maha Agung”.(Dibaca tiga kali). [HR. Penyusun kitab Sunan dan Imam
Ahmad]
15. i'tidal dari ruku'
Setelah ruku' dengan
sempurna dan selesai membaca do'a, maka kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal).
disertai dengan mengangkat kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul ihrom.
Waktu bangkit tersebut membaca
سَمِعَ
اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
SAMI’ ALLAHU LIMAN
HAMIDAH
“Semoga Allah
mendengar pujian orang yang memujiNya.” [HR. Al-Bukhari]. Gbr.1
Kemudian ketika sudah
berdiri tegak membaca bacaan:
رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا
فِيْهِ.
ROBBANA WALAKAL HAMDU, HAMDAN KATSIRON
THOYIBAN MUBAROKAN FIIH
“Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji, aku
memujiMu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah.” [HR.
Al-Bukhari]
16.
Sujud
Bersujud pada 7 anggota badan, yakni
jidat/kening/dahi dan hidung (1), dua telapak tangan (3), dua lutut (5) dan dua
ujung kaki (7). Hal ini berdasar hadits: Dari Ibnu 'Abbas berkata: Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Aku diperintah untuk bersujud
(dalam riwayat lain; Kami diperintah untuk bersujud) dengan tujuh (7) anggota
badan; yakni kening sekaligus hidung, dua tangan (dalam lafadhz lain; dua
telapak tangan), dua lutut, jari-jari kedua kaki dan kami tidak boleh menyibak
lengan baju dan rambut kepala." (Hadits dikeluarkan oleh Al-Jama'ah) Gbr.4
Sujud dilakukan
setelah sempurnanya i'tidal serta membaca do’a jawab tasmi' (Rabbana Lakal
Hamd...dst). dengan cara tanpa atau kadang-kadang dengan mengangkat kedua
tangan (setentang pundak atau daun telinga) seraya bertakbir, badan turun
condong kedepan menuju ke tempat sujud, dengan meletakkan kedua lutut terlebih
dahulu baru kemudian meletakkan kedua tangan pada tempat kepala diletakkan dan
kemudian meletakkan kepala dengan menekankan hidung dan kening ke lantai
(tangan sejajar dengan pundak atau daun telinga).
Dari Wail bin Hujr,
berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika
hendak sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila
bangkit mengangkat dua tangan sebelum kedua lututnya." (Hadits Imam Abu
Dawud, Tirmidzi An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Ad- Daarimy)
"Terkadang beliau
mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud." (Hadits An Nasa'i
dan Daraquthni)
Dan
setelah sempurna sujudnya membaca do’a
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ
لِيْ
SUBHANAKA
ALLAHUMMA ROBBANA WABIHAMDIKA ALLAHUMAGH FIRLII
“Maha
Suci Engkau, ya Allah! Tuhanku, dan dengan pujiMu. Ya Allah! Ampunilah dosaku.”
[HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Atau membaca
سُبْحَانَ رَبِّيَ
اْلأَعْلَى
SUBHANA ROBIAL A’LA
(3X)
“Maha Suci Tuhanku,
Yang Maha Tinggi (dari segala kekurangan dan hal yang tidak layak). Dibaca tiga
kali” [HR. Para penyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad]
17. Duduk iftirosy
Duduk antara dua sujud pada roka'at
pertama sampai terakhir dan duduk tasyahud awal dinamakan duduk iftirasy yaitu
duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan ditegakkan
dan jari-jari kaki menghadap kiblat. Aisyah berkata:
"Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menghamparkan kaki beliau yang
kiri dan menegakkan kaki yang kanan, baliau melarang dari duduknya
syaithan." (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim) Gbr.5
Adapun
do’a yang dibacakan pada saat duduk tersebut adalah
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ
وَاجْبُرْنِيْ وَعَافِنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَارْفَعْنِي.
ALLAHUMAGH
FIRLII WARHAMNII WAHDINII WAJEBURNII WA’AFINII WARHAMNII WARZUKNII WARFA’NII
“Ya
Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku, tunjukkanlah aku (ke jalan
yang benar), cukupkanlah aku, selamatkan aku (tubuh sehat dan keluarga terhindar
dari musibah), berilah aku rezeki (yang halal) dan angkatlah derajatku.” [HR. Ashhabus Sunan, kecuali An-Nasai]
18. Bangkit menuju roka'at
berikut
ada dua cara yaitu 1.
Bangkit menuju roka'at berikut dari posisi sujud kedua pada akhir roka'at pertama
dan ketiga yaitu didahului dengan duduk istirahat atau tanpa duduk istirahat,
bangkit berdiri seraya bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Ketika bangkit
bisa dengan tangan bertumpu pada lantai atau bisa juga bertumpu pada pahanya.
Dari Wail bin Hujr,
"Maka tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersujud dia meletakkan
kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua tangannya …..dan apabila
bangkit dia bangkit atas kedua lututnya dengan bertumpu pada satu
paha." (H.r Abu Dawud) sedang menurut hadist dari Malik bin Huwairits
bahwasanya di malihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sholat, maka bila pada
roka'at yang ganjil tidaklah beliau bangkit sampai duduk terlebih dulu dengan
lurus." (Hadits dikeluarkan oleh Al Bukhari, Abu Dawud dan At- Tirmidzi)
2. Bangkit dari posisi
duduk tasyahhud awal pada roka'at kedua. Yaitu dengan mengangkat
kedua tangan seraya bertakbir seperti pada takbiratul ihram.Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam ketika bangkit dari duduknya mengucapkan takbir, kemudian berdiri (H.r Abu Ya'la)
19. Duduk tasyahhud akhir
Pada tasyahhud awal adalah iftirosy (sama
dengan duduk antara dua sujud) dan tasyahud akhir duduknya disebut duduk
tawaruk yaitu duduk dengan kaki kiri dihamparkan kesamping kanan dan pantat
duduk diatas lantai dan posisi kaki kanan ditegakkan dan jari telunjuk kanan
ditegakkan .
Dari Abi Humaid As-Sa'idiy tentang
sifat sholat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata, "Maka
apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk dalam dua roka'at
(-tasyahhud awwal) beliau duduk diatas kaki kirinya dan bila duduk dalam
roka'at yang akhir (-tasyahhud akhir) beliau majukan kaki kirinya dan duduk di
tempat kedudukannya (lantai dll)." (H.r Imam Abu Dawud) Gbr.6
20. Bacaan do’a untuk tasyahud awal dan
akhir sama saja hanya untuk do’a tasyahud akhir sebelum salam ditambah dengan
bacaan sholawat serta mohon empat perlindungan dari berbagai keburukan kepada
Allah SWT.
Adapun bacaan tasyahud itu adalah
التَّحِيَّاتُ
لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا
النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ،
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ
الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّاللهُ
وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
ATTAHIYATULILLLAH WASHOLAWATU WATHOYIBATU ASSALAMU ALAIKA
AYUHANNABIYU WAROHMATULLAHI WABAROKATUHU, ASSALAMU ‘ALAINA WA ‘ALA IBADILAHIS
SHOLIHIN, ASHYHADU ALLA ILAHA ILLAWLOH WA ASHYHADU ANNA MUHAMMADDAR RASULLULAH
“Segala penghormatan hanya milik Allah, juga segala pengagungan dan
kebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, wahai Nabi, begitu juga
rahmat dan berkahNya. Kesejahteraan semoga terlimpahkan kepada kita dan
hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang hak disembah
selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.” [HR.
Al-Bukhari dan Imam Muslim]
Kemudian membaca sholawat
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى
مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ.
ALLAHUMMA SHOLI ‘ALA MUHAMMADIN WA
‘ALA ALI MUHAMMAD KAMA SHOLAITA ‘ALA IBROHIMA WA ‘ALA ALI IBROHIM INNAKA HAMIDU
MAJID, ALLAHUMMA BARIK ‘ALA MUHAMMADIN WA ‘ALA ALI MUHAMMAD KAMA BAROK TA’ALA
IBROHIM WA’ALA ALI IBROHIM INNAKA HAMIDU MAJID
“Ya Allah, berilah rahmat kepada
Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada
Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.
Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan istri atau
umatnya), sebagai-mana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan
keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.” [HR. Al-Bukhari]
Berdo'a
berlindung dari empat (4) hal.
Hal ini dilakukan pada duduk
tasyahhud akhir saja.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ
الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ،
وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.
ALLAHUMMA
INNII AUDU BIKA MIN ADZABIL QOBRI WAMIN ADZABI JAHANNAMA WA MIN FITNATIL MAHYA
WAL MAMATI WAMIN SYARI FITNATIL MASIHID DAJJAL
“Ya
Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka
Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih
Dajjal.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim Lafazh Muslim]
21.
Membaca Salam
sebagai tanda
berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud akhir
setelah membaca do'a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do'a
lainnya. "Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya
(yaitu sholat) adalah mengucapkan salam." (H.r Al Imam Al- Hakim dan
Adz-Dzahabi)
Cara membaca Salam yaitu Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do'a salam
kemudian ke kiri.Gbr.7-8
Macam-macam Bacaan Salam
1.
As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh(kekanan)
- As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh (kekiri)
2. As Salamu'alaikum Wa
Rahmatullahi Wa Barakatuh(kekanan) - As Salamu'alaikum Wa Rahmatullah (kekiri) (H.r
Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)
3. As Salamu'alaikum Wa
Rahmatullah(kekanan) - As Salamu'alaikum Wa Rahmatullah (kekiri).(H.r Muslim)
4. As Salamu'alaikum Wa
Rahmatullah (kekanan) - As Salamu'alaikum (kekiri) (H.r Imam Ahmad dan An
Nasai)
5. As Salamu'alaikum
dengan sedikit menoleh ke kanan tanpa menoleh ke kiri (H.r Imam Al Baihaqi
dan Ath Thabrani)
Gerak
yang dilarang ketika menoleh ke kanan dibarengai dengan gerakan telapak tangan
dibuka kemudian ketika menoleh ke kiri tangan kirinya di buka. Gerakan tangan
ini dilarang oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. "Mengapa kamu
menggerakkan tangan kamu seperti gerakan ekor kuda yang lari terbirit-birit
dikejar binatang buas? Bila seseorang diantara kamu mengucapkan salam,
hendaklah ia berpaling kepada temannya dan tidak perlu menggerakkan
tangannya."
Riwayat
lain disebutkan: "Seseorang diantara kamu cukup meletakkan tangannya di
atas pahanya, kemudian ia mengucapkan salam dengan berpaling kepada saudaranya
yang di sebelah kanan dan saudaranya di sebelah kiri). (H.r Al Imam
Muslim, Abu 'Awanah, Ibnu Khuzaimah dan At-Thabrani).
22. Dzikir
atau wirid setelah sholat dan do’a
setelah sholat
أَسْتَغْفِرُ اللهَ (ثلاثا) اَللَّهُمَّ أَنْتَ
السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
ASTAGHFIRULLAH
(3X) ALLAHUMMA ANTAS SALAM WAMINKA SALAM TABAROKTA YA DZAL JALALI WAL IKROM
“Aku
minta ampun kepada Allah,” (dibaca tiga kali). Lantas membaca: “Ya Allah,
Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai
Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.” [HR. Muslim]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ،
اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ،
وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
LAA ILLAHA ILLALLOHU WAHDAHU LA SYARIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL
HAMDU WAHUWA ‘ALA KULLI SYAI’ING QODIR, ALLAHUMMA LA MANI’A LIMA A’THOITA, WALA
MU’TIYA LIMA MANA’TA WALA YAN FA’U DZAL JADDI MINKAL JADD
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan
dan tidak ada yang ember apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan
kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya). Hanya dari-Mu
kekayaan dan kemuliaan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ
إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ
النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ
وَلَهُ
الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.
LAILAHA ILLAWLOH WAHDAHU LA SYARIIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL
HAMDU WAHUA ‘ALA QULLI SYAII’N QODIR, LAHAULA WALA QUWATA ILLA BILLAH, LA
ILLAHA ILLAWLOH , WALA NA’BUDU ILLA IYYA HU, LAHU NI’MATU WALAHUL FADLU WALAHU
TSANA U’LHASANU, LAA ILLAHA ILLAWLOHU MUHLISHINA LAHUDDIINA WALAU KARIHAL
KAFIRUUN.
“Tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali
Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujaan.
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan
pertolongan) Allah. Tiada Tuhan (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak
menyembah kecuali kepadaNya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik.
Tiada Tuhan (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah
kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir benci.” [HR. Muslim]
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللهُ أَكْبَرُ (33 ×)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرُ
SUBHANNAWLOH (33X) AL-HAMDULILLAH (33X) ALLAHU AKBAR (33X) LAA
ILAHA ILLAWLOHU WAHDAHU LA SYARIKALAHU, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUA ‘ALA
QULLI SYAI I’NG QODIR
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah. Dan Allah Maha Besar.
(33 kali). Tidak ada Tuhan (yang hak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa,
tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah Yang
Mahakuasa atas segala sesuatu.” [Barangsiapa yang membaca kalimat tersebut
setiap selesai shalat, akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti busa
laut.” [HR. Muslim]
Membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu). [HR. Abu Dawud, An-Nasai,At-Tirmidzi]
Membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu). [HR. Abu Dawud, An-Nasai,At-Tirmidzi]
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu). [Barangsiapa
membacanya setiap selesai shalat, tidak yang menghalanginya masuk Surga selain
mati.” HR. An-Nasai]
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.(10×
بعد صلاة المغرب والصبح)
LAA ILAHA ILLAWLOHU WAHDAHU LA SYARIIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL
HAMDU YUHYI WAYUMITU WAHUWA ‘ALA KULLI SAI ‘ING QODIR(10X setelah sholat magrib
dan subuh)
“Tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa,
tiada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan, bagi-Nya segala puja. Dia-lah yang
menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi roh janin yang akan
dilahirkan) dan yang mematikan. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Dibaca sepuluh kali setiap sesudah shalat Maghrib dan Subuh. [HR. At-Tirmidzi,
Ahmad]
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
ALLAHUMMA INNII AS ALUKA ILMAN NAAFI’AN, WA RIZQON
THOYIBAN, WA ‘AMALA MUTAQOBALAN
“Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang
bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diterima.”(Dibaca setelah salam
shalat Subuh).[HR. Ibnu Majah]
Kemudian dapat dilanjutkan dengan do’a-do’a yang dihajatkan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing seperti do’a untuk orang tua, kesehatan,
kelapangan rizki dll dapat juga menggunakan bahasa sendiri kemudian sebelum
ditutup membaca do’a
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
ROBBANAA AATINA FIDDUNYA HASANAH, WAFIL AKHIROTI HASANAH WAQINAA
ADZABANNAR
"Ya Tuhan kami,
berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari
siksa neraka".Q.s Al-Baqarah(2) : 201
Dan
ditutup dengan membaca Q.s As-shaffat(37) : 180-182
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ
وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
SUBHAANA ROBBIKA ROBBIL
‘IZATI ‘AMMA YASHIFUN, WA SALAMUN ‘ALAL MURSALIN, WAL HAMDU LILLAHI ROBBIL
‘ALAMIN
180). Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang
mereka katakan.
181). Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.
182). Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
Sebagai
pelengkap materi tuntunan sholat ini ada baiknya kita ketahui rukun, sunah dan
hal-hal yang membatalkan sholat serta hikmah-hikmahnya sehingga kita dapat
melakukan sholat dengan sholat khusuk dan benar.