Iklan

Tuesday 8 November 2016

Panduan Tata cara Shalat Dzikir Nabi Muhammad saw


Panduan Tata cara Shalat  Dzikir Nabi Muhammad saw
Bismilahir rohmannir rohim Pada posting kali ini akan saya sampaikan Panduan Tata cara Sholat  Dzikir Nabi Muhammad saw sesuai dengan sifat shalat nabi insya Allah yang dilengkapi dengan gamabar tata cara shalat 

A.  Pengertian shalat
Sholat secara Bahasa (Etimologi) berarti Do'a Sedangkan menurut Istilah agama islam  atau Syari'ah  sholat adalah perkataan dan perbuatan/ gerakan  tertentu atau khusus yang dimulai dengan membaca takbir (takbiratul ihram) yaitu bacaan Allahu akbar sambil mengangkat kedua tangan  dan diakhiri dengan ucapan salam dengan menolehkan kesebelah kanan. 

B. Panduan tata cara sholat
Mari kita mulai belajar sholat sesuai dengan cara sholat Nabi SAW yang pada kesempatan ini hanya akan saya sampaikan salah satu cara sifat sholat nabi saja karena itu apabila ada yang berbeda dengan bacaan atau gerakan yang ada dalam panduan  sholat  ini dengan yang sudah diketahui, selama itu ada dalil dari nabi saw ini tidak lain adalah suatu keleluasaan dalam mengerjakan shalat  namun secara rukun tidaklah berbeda sehingga diharapkan dapat memotivasi kita untuk belajar lebih banyak lagi dan bisa saling menghormati dan menghargai demi ukhuwah kita sebagai sesama kaum muslimin.

Gambar. Shalat dan perubahan gerakannya

Cara sholat Nabi
Sabda nabi Muhammad  SAW “Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” HR. Al-Bukhari dan Muslim)

1.      Menghadap kiblat
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Bila engkau berdiri untuk shalat, sempurnakanlah wudhu'mu, kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah." (HR. Bukhari, Muslim dan Siraj).

2.      Berdiri bila mampu
Allah berfirman : “Peliharalah semua sholat dan sholat wustha dan berdirilah dengan tenang karena Allah. Jika kamu dalam ketakutan, sholatlah dengan berjalan kaki atau berkendaraan. Jika kamu dalam keadaa aman, ingatlah kepada Allah dengan cara yang telah diajarkan kepada kamu yang mana sebelumnya kamu tidak mengetahui (cara tersebut)." (QS. Al Baqarah : 238)

3.      Menghadap sutrah / pembatas
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Janganlah kamu shalat tanpa menghadap sutrah dan janganlah engkau membiarkan seseorang lewat di hadapan kamu (tanpa engkau cegah). Jika dia terus memaksa lewat di depanmu, bunuhlah dia karena dia ditemani oleh setan." (HR. Ibnu Khuzaimah).

4.      Niat ikhlas karena Allah SWT
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya." (HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain).

5.      Takbiratul ihrom
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila engkau hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudhu'mu terlebih dahulu kemudian menghadaplah ke arah kiblat, lalu ucapkanlah takbiratul ihrom." (Muttafaqun 'alaihi).Gmbr 1.

6.      Mengangkat kedua tangan
berdasarkan hadits riwayat Malik bin Al-Huwairits radhiyyallahu anhu, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangannya setentang telinga setiap kali bertakbir (didalam sholat)."  (HR. Muslim).

7.      Bersedekap
"Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertakbir kemudian meletakkan tangan kanannya di atas telapak tangan kiri, pergelangan tangan kiri atau lengan kirinya." (Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah, dengan sanad yang shahih dan dishahihkan pula oleh Ibnu Hibban, hadits no. 485).
Beliau terkadang juga menggenggam pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanannya, (H.r Nasa'i dan Daraquthni) Gr.2

8.      Pandangan ke arah tempat sujud
Pada saat mengerjakan sholat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak mengalihkan pandangannya dari tempat sujud (di dalam sholat)." (HR. Baihaqi).

9.      Membaca  do’a iftitah
Doa iftitah yang dibaca oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bermacam-macam. Dalam doa iftitah tersebut beliau shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan pujian, sanjungan dan kalimat keagungan untuk Allah.
Beliau pernah memerintahkan hal ini kepada orang yang salah melakukan sholatnya dengan sabdanya:"Tidak sempurna shalat seseorang sebelum ia bertakbir, mengucapkan pujian, mengucapkan kalimat keagungan (doa istiftah), dan membaca ayat-ayat al Quran yang dihafalnya…" (HR. Abu Dawud dan Hakim).

Adapun bacaan doa iftitah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdasarkan sifat sholat nabi diantaranya adalah:

اَللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ،
اَللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنْ خَطَايَايَ،كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ،
اَللَّهُمَّ اغْسِلْنِيْ مِنْ خَطَايَايَ بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ

ALLAHUMMA BA’ID BAINII WABAINA KHOTOYAYA KAMA BA’ADTA BAINAL MASYRIKI WAL MAGRIBI, ALLAHUMMA NAQQINII MIN KHOTOYAYA KAMA YUNAQQOS SHAUBUL ABYADU MINAD DANNASI, ALLAHUMMAGSILNII MIN KHOTOYAYA BITSALJI WALMAI’ WAL BARODI  

Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dan kesalahan- kesalahanku, sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan salju, air dan air es”. [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
atau bacaan sholat do’a iftitah yang lain seperti 

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ،
 إِنَّ صَلاَتِيْ، وَنُسُكِيْ، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِيْ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، لاَ شَرِيْكَ لَهُ
وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكَ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ. أَنْتَ رَبِّيْ وَأَنَا عَبْدُكَ،
 ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِيْ ذُنُوْبِيْ جَمِيْعًا إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
وَاهْدِنِيْ لأَحْسَنِ اْلأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِيْ لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا،
لاَ يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ، وَالْخَيْرُ كُلُّهُ بِيَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ،
أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.

WAJAHTU WAJHIYA LILADZI FATOROS SAMAWATI WAL ARDI HANIFAW WAMA ANA MINAL MUSYRIKIN INNA SHOLATI WANUSUKI WAMAHYAYA WAMA MATI LILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN LA SYARIKALAHU WABIDZALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIN. ALLAHUMMA ANTA MALIKA LAA ILAHA ILA ANTA, ANTA ROBBII WA ANA ‘ABDUKA, DZOLAMTU NAFSI WA’TAROFTU BIDZAMBII FAGFIRLII DZUNUBII JAMI’AN INAHU LA YAGFIRU DZUNUBA ILLA ANTA WAHDINII LIAHSANIL AKHLAQI LA YAHDII LI AHSANIHA ILLA ANTA, LA BAIKA WA SA’DAIKA, WAL KHOIRU KULLAHU BIYADAIKA, WASSYARRO LAISA ILAIKA, ANA BIKA WA ILAIKA, TABAROKTA WATA ‘ALAITA, ASTAGFIRUKA WA ATUBU ILAIKA.
             
Artinya “Aku menghadap kepada Tuhan Pencipta langit dan bumi, dengan memegang agama yang lurus dan aku tidak tergolong orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya shalat, ibadah dan hidup serta matiku adalah untuk Allah. Tuhan seru sekalian alam, tiada sekutu bagiNya, dan karena itu, aku diperintah dan aku termasuk orang-orang muslim.

Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, engkau Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku menganiaya diriku, aku mengakui dosaku (yang telah kulakukan). Oleh karena itu ampunilah seluruh dosaku, sesungguhnya tidak akan ada yang mengampuni dosa-dosa, kecuali Engkau. Tunjukkan aku pada akhlak yang terbaik, tidak akan menunjukkan kepadanya kecuali Engkau. Hindarkan aku dari akhlak yang jahat, tidak akan ada yang bisa menjauhkan aku daripadanya, kecuali Engkau. Aku penuhi panggilanMu dengan kegembiraan, seluruh kebaikan di kedua tanganMu, kejelekan tidak dinisbahkan kepadaMu. Aku hidup dengan pertolongan dan rahmatMu, dan kepadaMu (aku kembali). Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Aku minta ampun dan bertaubat kepadaMu”. [HR. Muslim]

10. Membaca doa ta'awwudz
Membaca doa ta'awwudz sebelum membaca surat Al-fatihah sebagaimana firman Allah ta'ala: "Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk." (An Nahl : 98).
Nabi biasa membaca ta'awwudz yang berbunyi: 

أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
A’UDZU BILLAHI MINAS SYATHON NIRROJIIM
"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk"

 Atau ta’awudz bacaan sholat lain dengan mengucapkan:
"A'UUDZUBILLAHI MINASY SYAITHAANIR RAJIIM MIN HAMAZIHI WA NAFKHIHI WANAFTSIHI"
artinya:"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari semburannya (yang menyebabkan gila), dari kesombongannya, dan dari hembusannya (yang menyebabkan kerusakan akhlaq)." (H.r. Abu Dawud, Ibnu Majah, Daraquthni, Hakim).

Atau mengucapkan:
"A'UUZUBILLAHIS SAMII'IL ALIIM MINASY SYAITHAANIR RAJIIM..."
artinya:
"Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk..." (H.r. Abu Dawud dan Tirmidzi).

11. Membaca Al Fatihah 
Membaca Al Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, "Tidak dianggap sholat (tidak sah sholatnya) bagi yang tidak membaca Al Fatihah" (Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al- Jama'ah: yakni Al Imam Al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasai dan Ibnu Majah).

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ

1)BISMILAHIR ROHMANIR ROHIM, 2)AL-HAMDU LILLAHI ROBBIL ’ALAMIN, 3)ARROHMANIR ROHIM, 4)MALIKI YAUMIDDIN, 5)IYAKANA BUDU WA IYA KANAS TA’IN, 6)IKHDINAS SIROTHOL MUSTAQIM, 7)SIROTTOL LADZINA AN ’AMTA ’ALAIHIM GHOIRIL MAGH  DHUBHI ’ALAIHIM WALADH DHOOLLIIN

Artinya : 1). Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2). Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, 3). Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, 4). Yang menguasai hari pembalasan. 5). Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan 6). Tunjukilah kami jalan yang lurus, 7). (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.(Qs. Al-Fatihah 1-7) 

12. Membaca aamin
Dari Abu hurairah, dia berkata: "Dulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, jika selesai membaca surat Ummul Kitab (Al Fatihah) mengeraskan suaranya dan membaca aamin." (Hadits Ibnu Hibban, Al Hakim, Al Baihaqi, Ad Daraquthni dan Ibnu Majah)

13. Membaca surat atau ayat Al Qur an setelah membaca Al Fatihah
Membaca surat Al Qur an setelah membaca Al Fatihah dalan sholat hukumnya sunnah karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam membolehkan tidak membacanya. Membaca surat Al Quran ini dilakukan pada dua roka'at pertama. Banyak hadits yang menceritakan perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang itu.
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasanya membaca surat dengan jumlah ayat yang berimbang antara roka'at pertama dengan roka'at kedua. (berdasar hadits shahih Bukhari dan Muslim)

Dalam shalat yang bacaannya dijahrkan Nabi membaca dengan keras dan jelas. Tetapi pada shalat dzuhur dan ashar juga pada sholat maghrib pada roka'at ketiga ataupun dua roka'at terakhir sholat isya' Nabi membacanya dengan lirih yang hanya bisa diketahui kalau Nabi sedang membaca dari gerakan jenggotnya, tetapi terkadang beliau memperdengarkan bacaannya kepada mereka tapi tidak sekeras seperti ketika di-jahr-kan. (H.r. Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)

14. Rukuk
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam setelah selesai membaca surat dari Al Quran (sifat sholat nabi) kemudian berhenti sejenak, Kemudian mengangkat kedua tangannya sambil bertakbir seperti ketika takbiratul ihrom kemudian rukuk (merundukkan badan kedepan dipatahkan pada pinggang, dengan punggung dan kepala lurus sejajar lantai) sedang tangan dengan jari-jari terbuka memegang lutut  Gbr.3

Berdasarkan beberapa hadits, salah satunya dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat kedua tangannya sampai setentang kedua bahunya, hal itu dilakukan ketika bertakbir hendak rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit) dari ruku' …." (Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari, Muslim dan Malik)

Dengan membaca do’a

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ

SUBHANAKA ALLAHUMMA ROBBANA WABIHAMDIKA ALLAHUMAGH FIRLII
“Maha Suci Engkau, ya Allah! Tuhanku, dan dengan pujiMu. Ya Allah! Ampunilah dosaku.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
kadang membaca ini kadang yang lain.

سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ

SUBHANA ROBBIAL ‘ADZIM (3X)
"Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung”.(Dibaca tiga kali). [HR. Penyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad]

15. i'tidal dari ruku'
Setelah ruku' dengan sempurna dan selesai membaca do'a, maka kemudian bangkit dari ruku' (i'tidal). disertai dengan mengangkat kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul ihrom. Waktu bangkit tersebut membaca

سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

SAMI’ ALLAHU LIMAN HAMIDAH
“Semoga Allah mendengar pujian orang yang memujiNya.” [HR. Al-Bukhari]. Gbr.1
Kemudian ketika sudah berdiri tegak membaca bacaan:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ، حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ.
ROBBANA WALAKAL HAMDU, HAMDAN KATSIRON THOYIBAN MUBAROKAN FIIH
“Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji, aku memujiMu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh dengan berkah.” [HR. Al-Bukhari]

16. Sujud
Bersujud pada 7 anggota badan, yakni jidat/kening/dahi dan hidung (1), dua telapak tangan (3), dua lutut (5) dan dua ujung kaki (7). Hal ini berdasar hadits: Dari Ibnu 'Abbas berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: "Aku diperintah untuk bersujud (dalam riwayat lain; Kami diperintah untuk bersujud) dengan tujuh (7) anggota badan; yakni kening sekaligus hidung, dua tangan (dalam lafadhz lain; dua telapak tangan), dua lutut, jari-jari kedua kaki dan kami tidak boleh menyibak lengan baju dan rambut kepala." (Hadits dikeluarkan oleh Al-Jama'ah) Gbr.4

Sujud dilakukan setelah sempurnanya i'tidal serta membaca do’a jawab tasmi' (Rabbana Lakal Hamd...dst). dengan cara tanpa atau kadang-kadang dengan mengangkat kedua tangan (setentang pundak atau daun telinga) seraya bertakbir, badan turun condong kedepan menuju ke tempat sujud, dengan meletakkan kedua lutut terlebih dahulu baru kemudian meletakkan kedua tangan pada tempat kepala diletakkan dan kemudian meletakkan kepala dengan menekankan hidung dan kening ke lantai (tangan sejajar dengan pundak atau daun telinga).

Dari Wail bin Hujr, berkata, "Aku melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika hendak sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila bangkit mengangkat dua tangan sebelum kedua lututnya." (Hadits Imam Abu Dawud, Tirmidzi An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Ad- Daarimy)
"Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud." (Hadits An Nasa'i dan Daraquthni)

Dan setelah sempurna sujudnya membaca do’a

   سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ

SUBHANAKA ALLAHUMMA ROBBANA WABIHAMDIKA ALLAHUMAGH FIRLII

“Maha Suci Engkau, ya Allah! Tuhanku, dan dengan pujiMu. Ya Allah! Ampunilah dosaku.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]
Atau membaca

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلأَعْلَى

SUBHANA ROBIAL A’LA (3X)
“Maha Suci Tuhanku, Yang Maha Tinggi (dari segala kekurangan dan hal yang tidak layak). Dibaca tiga kali” [HR. Para penyusun kitab Sunan dan Imam Ahmad]

17. Duduk iftirosy

Duduk antara dua sujud pada roka'at pertama sampai terakhir dan duduk tasyahud awal dinamakan duduk iftirasy yaitu duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan ditegakkan dan jari-jari kaki menghadap kiblat. Aisyah berkata: "Dan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menghamparkan kaki beliau yang kiri dan menegakkan kaki yang kanan, baliau melarang dari duduknya syaithan." (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim) Gbr.5
Adapun do’a yang dibacakan pada saat duduk tersebut adalah

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَاهْدِنِيْ وَاجْبُرْنِيْ وَعَافِنِيْ وَارْزُقْنِيْ وَارْفَعْنِي.

ALLAHUMAGH FIRLII WARHAMNII WAHDINII WAJEBURNII WA’AFINII WARHAMNII WARZUKNII WARFA’NII
“Ya Allah, ampunilah dosaku, berilah rahmat kepadaku, tunjukkanlah aku (ke jalan yang benar), cukupkanlah aku, selamatkan aku (tubuh sehat dan keluarga terhindar dari musibah), berilah aku rezeki (yang halal) dan angkatlah derajatku.” [HR. Ashhabus Sunan, kecuali An-Nasai]

18. Bangkit menuju roka'at berikut
ada dua cara yaitu 1. Bangkit menuju roka'at berikut dari posisi sujud kedua pada akhir roka'at pertama dan ketiga yaitu didahului dengan duduk istirahat atau tanpa duduk istirahat, bangkit berdiri seraya bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Ketika bangkit bisa dengan tangan bertumpu pada lantai atau bisa juga bertumpu pada pahanya.

Dari Wail bin Hujr, "Maka tatkala Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersujud dia meletakkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua tangannya …..dan apabila bangkit dia bangkit atas kedua lututnya dengan bertumpu pada satu paha." (H.r Abu Dawud) sedang menurut hadist dari Malik bin Huwairits bahwasanya di malihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam sholat, maka bila pada roka'at yang ganjil tidaklah beliau bangkit sampai duduk terlebih dulu dengan lurus." (Hadits dikeluarkan oleh Al Bukhari, Abu Dawud dan At- Tirmidzi)

2. Bangkit dari posisi duduk tasyahhud awal pada roka'at kedua. Yaitu dengan mengangkat kedua tangan seraya bertakbir seperti pada takbiratul ihram.Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika bangkit dari duduknya mengucapkan takbir, kemudian  berdiri (H.r Abu Ya'la)

19. Duduk tasyahhud akhir
Pada tasyahhud awal adalah iftirosy (sama dengan duduk antara dua sujud) dan tasyahud akhir duduknya disebut duduk tawaruk yaitu duduk dengan kaki kiri dihamparkan kesamping kanan dan pantat duduk diatas lantai dan posisi kaki kanan ditegakkan dan jari telunjuk kanan ditegakkan .

Dari Abi Humaid As-Sa'idiy tentang sifat sholat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, dia berkata, "Maka apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk dalam dua roka'at (-tasyahhud awwal) beliau duduk diatas kaki kirinya dan bila duduk dalam roka'at yang akhir (-tasyahhud akhir) beliau majukan kaki kirinya dan duduk di tempat kedudukannya (lantai dll)." (H.r Imam Abu Dawud)  Gbr.6

20. Bacaan do’a untuk tasyahud awal dan akhir sama saja hanya untuk do’a tasyahud akhir sebelum salam ditambah dengan bacaan sholawat serta mohon empat perlindungan dari berbagai keburukan kepada Allah SWT.
Adapun bacaan tasyahud itu adalah

التَّحِيَّاتُ لِلَّهِ، وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ،
 السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّاللهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

ATTAHIYATULILLLAH WASHOLAWATU WATHOYIBATU ASSALAMU ALAIKA AYUHANNABIYU WAROHMATULLAHI WABAROKATUHU, ASSALAMU ‘ALAINA WA ‘ALA IBADILAHIS SHOLIHIN, ASHYHADU ALLA ILAHA ILLAWLOH WA ASHYHADU ANNA MUHAMMADDAR RASULLULAH
  
“Segala penghormatan hanya milik Allah, juga segala pengagungan dan kebaikan. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepadamu, wahai Nabi, begitu juga rahmat dan berkahNya. Kesejahteraan semoga terlimpahkan kepada kita dan hamba-hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang hak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.” [HR. Al-Bukhari dan Imam Muslim]

Kemudian membaca sholawat

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ
إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ.

ALLAHUMMA SHOLI ‘ALA MUHAMMADIN WA ‘ALA ALI MUHAMMAD KAMA SHOLAITA ‘ALA IBROHIMA WA ‘ALA ALI IBROHIM INNAKA HAMIDU MAJID, ALLAHUMMA BARIK ‘ALA MUHAMMADIN WA ‘ALA ALI MUHAMMAD KAMA BAROK TA’ALA IBROHIM WA’ALA ALI IBROHIM INNAKA HAMIDU MAJID
 
“Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagai-mana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.” [HR. Al-Bukhari]

Berdo'a berlindung dari empat (4) hal.
Hal ini dilakukan pada duduk tasyahhud akhir saja.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ،
وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.

ALLAHUMMA INNII AUDU BIKA MIN ADZABIL QOBRI WAMIN ADZABI JAHANNAMA WA MIN FITNATIL MAHYA WAL MAMATI WAMIN SYARI FITNATIL MASIHID DAJJAL
 
“Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim Lafazh Muslim]

21. Membaca Salam
sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud akhir setelah membaca do'a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do'a lainnya. "Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu sholat) adalah mengucapkan salam." (H.r Al Imam Al- Hakim dan Adz-Dzahabi)
Cara membaca Salam yaitu Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do'a salam kemudian ke kiri.Gbr.7-8

Macam-macam Bacaan Salam
1.      As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh(kekanan) - As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh (kekiri)
2.      As Salamu'alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh(kekanan) - As Salamu'alaikum Wa Rahmatullah (kekiri) (H.r Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)
3.      As Salamu'alaikum Wa Rahmatullah(kekanan) - As Salamu'alaikum Wa Rahmatullah (kekiri).(H.r  Muslim)
4.      As Salamu'alaikum Wa Rahmatullah (kekanan) - As Salamu'alaikum (kekiri) (H.r Imam Ahmad dan An Nasai)
5.      As Salamu'alaikum dengan sedikit menoleh ke kanan tanpa menoleh ke kiri (H.r Imam Al Baihaqi dan Ath Thabrani)

Gerak yang dilarang ketika menoleh ke kanan dibarengai dengan gerakan telapak tangan dibuka kemudian ketika menoleh ke kiri tangan kirinya di buka. Gerakan tangan ini dilarang oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. "Mengapa kamu menggerakkan tangan kamu seperti gerakan ekor kuda yang lari terbirit-birit dikejar binatang buas? Bila seseorang diantara kamu mengucapkan salam, hendaklah ia berpaling kepada temannya dan tidak perlu menggerakkan tangannya."

Riwayat lain disebutkan: "Seseorang diantara kamu cukup meletakkan tangannya di atas pahanya, kemudian ia mengucapkan salam dengan berpaling kepada saudaranya yang di sebelah kanan dan saudaranya di sebelah kiri). (H.r Al Imam Muslim, Abu 'Awanah, Ibnu Khuzaimah dan At-Thabrani).

22. Dzikir atau wirid setelah sholat dan  do’a setelah sholat

 أَسْتَغْفِرُ اللهَ (ثلاثا) اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ

ASTAGHFIRULLAH (3X) ALLAHUMMA ANTAS SALAM WAMINKA SALAM TABAROKTA YA DZAL JALALI WAL IKROM

“Aku minta ampun kepada Allah,” (dibaca tiga kali). Lantas membaca: “Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.” [HR. Muslim]

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ،
 اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ

LAA ILLAHA ILLALLOHU WAHDAHU LA SYARIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALA KULLI SYAI’ING QODIR, ALLAHUMMA LA MANI’A LIMA A’THOITA, WALA MU’TIYA LIMA MANA’TA WALA YAN FA’U DZAL JADDI MINKAL JADD
 
“Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang ember apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
 لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ
 وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.

LAILAHA ILLAWLOH WAHDAHU LA SYARIIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUA ‘ALA QULLI SYAII’N QODIR, LAHAULA WALA QUWATA ILLA BILLAH, LA ILLAHA ILLAWLOH , WALA NA’BUDU ILLA IYYA HU, LAHU NI’MATU WALAHUL FADLU WALAHU TSANA U’LHASANU, LAA ILLAHA ILLAWLOHU MUHLISHINA LAHUDDIINA WALAU KARIHAL KAFIRUUN.
  
“Tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Tuhan (yang hak disembah) kecuali Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepadaNya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik. Tiada Tuhan (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir benci.” [HR. Muslim]

 سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللهُ أَكْبَرُ (33 ×)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ

SUBHANNAWLOH (33X) AL-HAMDULILLAH (33X) ALLAHU AKBAR (33X) LAA ILAHA ILLAWLOHU WAHDAHU LA SYARIKALAHU, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUA ‘ALA QULLI  SYAI I’NG QODIR

“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah. Dan Allah Maha Besar. (33 kali). Tidak ada Tuhan (yang hak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” [Barangsiapa yang membaca kalimat tersebut setiap selesai shalat, akan diampuni kesalahannya, sekalipun seperti busa laut.” [HR. Muslim]

Membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu). [HR. Abu Dawud, An-Nasai,At-Tirmidzi]
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu). [Barangsiapa membacanya setiap selesai shalat, tidak yang menghalanginya masuk Surga selain mati.” HR. An-Nasai]

 لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.(10× بعد صلاة المغرب والصبح)

LAA ILAHA ILLAWLOHU WAHDAHU LA SYARIIKALAH, LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU YUHYI WAYUMITU WAHUWA ‘ALA KULLI SAI ‘ING QODIR(10X setelah sholat magrib dan subuh)

“Tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan, bagi-Nya segala puja. Dia-lah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi roh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” Dibaca sepuluh kali setiap sesudah shalat Maghrib dan Subuh. [HR. At-Tirmidzi, Ahmad]

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

ALLAHUMMA INNII AS ALUKA ILMAN NAAFI’AN, WA RIZQON THOYIBAN, WA ‘AMALA MUTAQOBALAN

“Ya Allah! Sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diterima.”(Dibaca setelah salam shalat Subuh).[HR. Ibnu Majah]

Kemudian dapat dilanjutkan dengan do’a-do’a yang dihajatkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing seperti do’a untuk orang tua, kesehatan, kelapangan rizki dll dapat juga menggunakan bahasa sendiri kemudian sebelum ditutup membaca  do’a

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ  

ROBBANAA AATINA FIDDUNYA HASANAH, WAFIL AKHIROTI HASANAH WAQINAA ADZABANNAR
 "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka".Q.s Al-Baqarah(2) : 201
Dan ditutup dengan membaca Q.s As-shaffat(37) : 180-182

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ
وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

SUBHAANA ROBBIKA ROBBIL ‘IZATI ‘AMMA YASHIFUN, WA SALAMUN ‘ALAL MURSALIN, WAL HAMDU LILLAHI ROBBIL ‘ALAMIN

180). Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan.
181). Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul.
182). Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.
Sebagai pelengkap materi tuntunan sholat ini ada baiknya kita ketahui rukun, sunah dan hal-hal yang membatalkan sholat serta hikmah-hikmahnya sehingga kita dapat melakukan sholat dengan sholat khusuk dan benar.