Cara Puasa menurut Tuntunan Hadist Rasulullah saw
cara puasa menurut hadist Rasul saw |
Puasa bulan ramadhan adalah ibadah yang istimewa karena
dilaksanakan selama satu bulan penuh, dan pahalanya langsung Allah swt yang
akan membalasnya.
Tidak menutup kemungkinan akan
mendapatkan pahala yang sangat besar namun tidak mustahil juga tidak mendapat
pahala kecuali haus dan lapar saja.
Untuk itu agar pahala yang kita dapatkan
maksimal maka penting bagi kita untuk melaksanakan ibadah puasa ramadhan sesuai
dengan tuntunan Rasulullah saw.
Berikut ini cara puasa menurut hadist
nabi saw
A. Niat dan Sahur
#1. Niat
Niat artinya beri’tikad dalam hati ingin melakukan
suatu pekerjaan untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan dan menjadi
tujuannya.
Niat dalam kaitannya dengan puasa bulan
Ramadhan adalah dalam rangka ibadah kepada Allah swt untuk mendapatkan pahala
dan keridhaannya bukan karena maksud lain seperti ingin sehat atau lainnya.
Niat merupakan rukun puasa karena itu
puasa akan tidak bermakna manakala tidak di dahului dengan niat sebelumnya.
Niat puasa ramadhan wajib di I’tikadkan
atau ditanamkan dalam hati sebelum pelaksanaan pusa atau sebelum terbit fajar
waktu sholat subuh sesuai dengan hadist nabi berikut ini
Dari Hafshah Ummul Mukminin bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa tidak berniat puasa
sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya." Riwayat Imam Lima.
Tirmidzi dan Nasa'i lebih cenderung
menilainya hadits mauquf. Sedangkan Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban menilainya
shahih secara marfu'.
Menurut riwayat Daruquthni: "Tidak
ada puasa bagi orang yang tidak meniatkan puasa wajib semenjak malam."
#2. Makan Sahur
Sahur adalah makan diwaktu malam ketika
akan berniat melaksanakan ibadah puasa disiang harinya agar ketika berpuasa
stamina atau tenga dapat terjaga kekuatannya dan tidak menggangu aktifitas
rutin yang biasa dikerjakannya.
Hukum
sahur adalah sunah sehingga
walaupun tanpa sahur tetap syah puasanya
akan tetapi lebih baik bila
kerjakan karena selain mendapat pahala juga menambah tenaga sehingga saat puasa akan tetap kuat
Sahur itu barokah
حديث أَنَسِ
بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم:
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Artinya
Anas r.a. berkata:
Nabi saw bersabda: Bersahurlah kalian karena makan sahur itu mengandung barakah
(berkat). (Bukhari Muslim).
Waktu sahur terbaik
Sebaik-baik sahur
diakhir waktu atau beberapa saat menjelang azan subuh sehingga dapat menunaikan
sholat subuh berjamaah di Masjid
حديث زَيْدِ
بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ حَدَّثَه أَنَّهُمْ
تَسَحَّرُوا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ قَامُوا إِلَى الصَّلاَةِ،
قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ أَوْ سِتِّينَ، يَعْنِي آيَةً
Artinya :
Anas r.a. berkata:
Zaid bin Tsabit membentahu bahwa ia telah bersahur bersama Nabi saw. kemudian
langsung keluar untuk salat subuh.
Anas bertanya: Berapa
lama antara sahur dengan salat? Jawab Zaid: Sekedar orang membaca lima puluh
atau enam puluh ayat. (Bukhan, Muslim). Sekira 15 atau 20 menit.
B. Waktu menjalankan
ibadah Puasa
Puasa dilaksanakan
sejak terbit fajar diwaktu subuh hingga matahari terbenam diwaktu magrib
Sedangkan imsyak adalah
penanda bahwa waktu berpuasa akan segera tiba kira-kira 10 menit sebelum subuh
dan pada saat imsyak masih diperkenankan makan minum.
Walau demikan akan lebih baik untuk
kehati-hatian ketika mendengar penanda imsyak segala aktifitas tersebut dapat segera
diselesaikan.
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ
مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى
اللَّيْلِ
Artinya : “….. dan makan
minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar.
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam…. (Qs. Al-Baqarah (2) : 187)
Pada saat puasa perlu diperhatiakan dua
hal pokok yaitu perkara – perkara yang dapat membatalkan pahala puasa dan
perkara-perkara yang dapat membatakan pahala puasa.
#1. Perkara yang dapat membatalkan puasa
Perbuatan-perbuatan yang dapat
membatalkan puasa diantaranaya makan minum, berhubungan suami istri dll
Perbuatan tersebut harus dijauhi karena
bila batal maka wajib menggati puasa yang batal tersebut pada bulan lain
setelah idul fitri sesuai jumlah hari yang telah batal itu
#2. Perbuatan yang dapat membatalkan pahala puasa
Berbeda halnya dengan yang dapat
membatalakan puasa diamana pelakunya harus mengganti dibulan lain
Maka perbuatan yang dapat membatalkan
pahala puasa itu puasanya tetap syah dan
tidak wajib mengganti namun sayang
tidak mendapat pahala dari haus dan laparnya tersebut selain mengugurkan
kewajiban saja.
Adapun perbuatan yang dapat menggugurkan
pahala puasa antara lain tidak dapat menjaga lidah dan telingan dan indra lainnya dari hal-hal yang buruk
seperti disebutkan dalam hadist berikut ini
حديث
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَلاَ يَرْفثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ
شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائمٌ، مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ،
يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي، الصِّيَامُ لِي
وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
Abuhurairah r.a. berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Puasa itu bagaikan perisai (dinding), maka jangan
berkata keji (rayuan) atau berlaku masa bodoh (menjerit-jerit) dsb.
Dan jika ada orang mengajak
berkelahi atau memaki hendaknya berkata: Aku puasa, aku puasa.
Demi Allah yang jiwaku ada di
tangan-Nya bau mulut orang yang sedang puasa itu lebih harum di sisi Allah dari
bau kasturi (misik).
Dia meninggalkan makan dan
minumnya dan syahwatnya karena-Ku, puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan
memberi pahalanya, dan biasa tiap hasanat sepuluh kali lipat gandanya.
(Bukhari, Muslim).
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa
tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengerjakannya serta berlaku bodoh, maka
tidak ada keperluan bagi Allah untuk meninggalkan makanan dan minumannya." Riwayat Bukhari dan Abu Dawud. Lafadznya
menurut riwayat Abu Dawud.
C. Berbuka
Berbuka bukan berarti merdeka bebas untuk
makan minum sepuasnya tetapi harus tetap
dalam suasana pengendalian diri
yang baik dan
mengikuti tuntunan yang
diajarkan Nabi saw
Menyegerakan berbuka
حديث سَهْلِ
بْنِ سَعْدٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: لاَ يَزالُ النَّاسُ
بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Sahi bin Saad r.a
berkata. Rasulullah saw. bersabda Manusia selalu dalam keadaan baik selama
mereka segera berbuka (yakni jika telah nyata terbenam matahari). (Bukhari,
Muslim).
Menurut riwayat
Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla berfirman:
Hamba-hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang paling menyegerakan
berbuka."
Makanan berbuka
Dari Sulaiman Ibnu Amir Al-Dlobby bahwa
Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang
di antara kamu berbuka, hendaknya ia berbuka dengan kurma,
jika tidak
mendapatkannya, hendaknya ia berbuka dengan air karena air itu suci."
Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan
Hakim.
Makanan pada saat berbuka hendaklah yang
manis-manis seperti kurma untuk mengembalikan tenaga dengan segera
Disamping itu atur pola makan yang baik ketika berbuka agar
dapat melaksanakan ibadah lainnya dengan nyaman seperti sholat magrib, isya, tarawih tadarus dll.
Demikian cara melaksanakan ibadah puasa
menurut hadist nabi Muhammad saw semoga bermanfaat.