Iklan

Monday 15 May 2017

Cara Puasa menurut Hadist Rasul saw



Cara Puasa menurut Tuntunan  Hadist Rasulullah saw

cara  puasa menurut hadist Rasul saw
Puasa bulan ramadhan  adalah ibadah yang istimewa karena dilaksanakan selama satu bulan penuh, dan pahalanya langsung Allah swt yang akan membalasnya.

Tidak menutup kemungkinan akan mendapatkan pahala yang sangat besar namun tidak mustahil juga tidak mendapat pahala kecuali haus dan lapar saja.

Untuk itu agar pahala yang kita dapatkan maksimal maka penting bagi kita untuk melaksanakan ibadah puasa ramadhan sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.

Berikut ini cara puasa menurut hadist nabi saw

A. Niat dan Sahur

#1. Niat
Niat artinya beri’tikad dalam hati ingin melakukan suatu pekerjaan untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan dan menjadi tujuannya.

Niat dalam kaitannya dengan puasa bulan Ramadhan adalah dalam rangka ibadah kepada Allah swt untuk mendapatkan pahala dan keridhaannya bukan karena maksud lain seperti ingin sehat atau lainnya.

Niat merupakan rukun puasa karena itu puasa akan tidak bermakna manakala tidak di dahului dengan niat sebelumnya.

Niat puasa ramadhan wajib di I’tikadkan atau ditanamkan dalam hati sebelum pelaksanaan pusa atau sebelum terbit fajar waktu sholat subuh sesuai dengan hadist nabi berikut ini

Dari Hafshah Ummul Mukminin bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya." Riwayat Imam Lima.

Tirmidzi dan Nasa'i lebih cenderung menilainya hadits mauquf. Sedangkan Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban menilainya shahih secara marfu'.

Menurut riwayat Daruquthni: "Tidak ada puasa bagi orang yang tidak meniatkan puasa wajib semenjak malam."

#2. Makan Sahur
Sahur adalah makan diwaktu malam ketika akan berniat melaksanakan ibadah puasa disiang harinya agar ketika berpuasa stamina atau tenga dapat terjaga kekuatannya dan tidak menggangu aktifitas rutin yang biasa dikerjakannya.

Hukum  sahur adalah sunah  sehingga walaupun tanpa sahur tetap syah puasanya  akan tetapi  lebih baik bila kerjakan karena selain mendapat pahala juga menambah tenaga sehingga saat puasa akan tetap kuat

Sahur itu barokah

حديث أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Artinya
Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda: Bersahurlah kalian karena makan sahur itu mengandung barakah (berkat). (Bukhari Muslim).
Waktu sahur terbaik
Sebaik-baik sahur diakhir waktu atau beberapa saat menjelang azan subuh sehingga dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di Masjid

حديث زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ حَدَّثَه أَنَّهُمْ تَسَحَّرُوا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ قَامُوا إِلَى الصَّلاَةِ، قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ أَوْ سِتِّينَ، يَعْنِي آيَةً

Artinya :
Anas r.a. berkata: Zaid bin Tsabit membentahu bahwa ia telah bersahur bersama Nabi saw. kemudian langsung keluar untuk salat subuh.
Anas bertanya: Berapa lama antara sahur dengan salat? Jawab Zaid: Sekedar orang membaca lima puluh atau enam puluh ayat. (Bukhan, Muslim). Sekira 15 atau 20 menit.
   
B. Waktu menjalankan ibadah Puasa

Puasa dilaksanakan sejak terbit fajar diwaktu subuh hingga matahari terbenam diwaktu magrib

Sedangkan imsyak adalah penanda bahwa waktu berpuasa akan segera tiba kira-kira 10 menit sebelum subuh dan pada saat imsyak masih diperkenankan makan minum.

Walau demikan akan lebih baik untuk kehati-hatian ketika mendengar penanda imsyak segala aktifitas tersebut dapat segera diselesaikan.
 
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

Artinya : “….. dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam….  (Qs. Al-Baqarah (2) : 187)  

Pada saat puasa perlu diperhatiakan dua hal pokok yaitu perkara – perkara yang dapat membatalkan pahala puasa dan perkara-perkara yang dapat membatakan pahala puasa.

#1. Perkara yang dapat membatalkan puasa

Perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan puasa diantaranaya makan minum, berhubungan suami istri dll


Perbuatan tersebut harus dijauhi karena bila batal maka wajib menggati puasa yang batal tersebut pada bulan lain setelah idul fitri sesuai jumlah hari yang telah batal itu   

#2. Perbuatan  yang dapat membatalkan pahala puasa

Berbeda halnya dengan yang dapat membatalakan puasa diamana pelakunya harus mengganti dibulan lain

Maka perbuatan yang dapat membatalkan pahala puasa itu puasanya tetap syah dan   tidak wajib mengganti namun sayang  tidak mendapat pahala dari haus dan laparnya tersebut selain mengugurkan kewajiban saja.

Adapun perbuatan yang dapat menggugurkan pahala puasa antara lain tidak dapat menjaga lidah dan telingan  dan indra lainnya dari hal-hal yang buruk seperti disebutkan dalam hadist berikut ini   

حديث أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَلاَ يَرْفثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائمٌ، مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ، يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي، الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا

Abuhurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Puasa itu bagaikan perisai (dinding), maka jangan berkata keji (rayuan) atau berlaku masa bodoh (menjerit-jerit) dsb.

Dan jika ada orang mengajak berkelahi atau memaki hendaknya berkata: Aku puasa, aku puasa.

Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya bau mulut orang yang sedang puasa itu lebih harum di sisi Allah dari bau kasturi (misik).

Dia meninggalkan makan dan minumnya dan syahwatnya karena-Ku, puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi pahalanya, dan biasa tiap hasanat sepuluh kali lipat gandanya. (Bukhari, Muslim).

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengerjakannya serta berlaku bodoh, maka tidak ada keperluan bagi Allah untuk meninggalkan makanan dan minumannya." Riwayat Bukhari dan Abu Dawud. Lafadznya menurut riwayat Abu Dawud.

C. Berbuka

Berbuka bukan berarti merdeka bebas untuk makan minum sepuasnya tetapi harus tetap  dalam suasana   pengendalian diri yang  baik  dan  mengikuti tuntunan  yang diajarkan  Nabi saw

Menyegerakan berbuka

حديث سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: لاَ يَزالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Sahi bin Saad r.a berkata. Rasulullah saw. bersabda Manusia selalu dalam keadaan baik selama mereka segera berbuka (yakni jika telah nyata terbenam matahari). (Bukhari, Muslim).
Menurut riwayat Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla berfirman: Hamba-hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang paling menyegerakan berbuka."

Makanan berbuka

Dari Sulaiman Ibnu Amir Al-Dlobby bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu berbuka, hendaknya ia berbuka dengan kurma, 

jika tidak mendapatkannya, hendaknya ia berbuka dengan air karena air itu suci." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim.

Makanan pada saat berbuka hendaklah yang manis-manis seperti kurma untuk mengembalikan tenaga dengan segera

Disamping itu  atur pola makan yang baik ketika berbuka agar dapat melaksanakan ibadah lainnya dengan nyaman seperti  sholat magrib, isya, tarawih tadarus dll.


Demikian cara melaksanakan ibadah puasa menurut hadist nabi Muhammad saw semoga bermanfaat.