Iklan

Wednesday, 24 May 2017

Arti dan Cara ber Amar Ma’ruf nahi munkar



Arti dan Cara melakukan Amar Ma’ruf nahi munkar sesuai tuntunan Al-Qur’an dan sunah

Arti Amar Ma’ruf dan nahi Munkar

arti dan cara ber amar ma'ruf nahi munkar
Amar Ma’ruf artinya menyeru manusia dan meberi contoh untuk melakukan kebaikan sedangkan Nahi Munkar artinya mencegah manusia atau diri sendiri untuk melakukan perbuatan buruk atau dosa,

amar ma’ruf dan nahi mungkar kedudukannya sangat penting namun, amar ma’ruf diletakan di awal, karena biasanya, orang yang berbuat kebaikan enggan untuk melakukan keburukan,

walaupun ada saja orang yang mau berbuat baik tapi mau juga mengerjakan yang buruk karena dorongan hawa nafsu atau karena kejahilannya.  
Allah SWT berfirman :

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah ....” (Qs. Ali  Imron(3) : 110)

Ruang lingkup Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar   

Amar Maruf dan Nahi Munkar memiliki ruang lingkup/cakupan yang sangat luas. Maruf meliputi seluruh perbuatan baik, sedangkan Munkar mencakup seluruh perbuatan buruk.

Dalam ajaran Islam perbuatan Maruf antara lain: mengamalkan rukun islam, jujur, sabar, membantu orang yang membutuhkan, infak, silaturahmi, menghormati orang tua, terutama ayah dan ibu, menuntut ilmu, menjaga hak sesama, menjaga hijab dan lainnya.

Adapun perbuatan munkar  antara lain: bohong, dengki, takabur, nifak, mengadu domba, berbuat zalim, menyuap dan lain-lain. 

Dalam pandangan Islam, menyeru kepada kebenaran dan menegakkannya, menafkahkan harta di jalan Allah swt, dan berjuang melawan kezaliman merupakan perbuatan penting yang ditekankan dalam Nahi Munkar.

يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ

Artinya : “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.”( Qs.Ali Imron(3) : 114)

Cara dan Tahapan Amar  ma’ruf dan nahi  Munkar

Dari Abu  Said al-Khudri  r.a., katanya:  "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa di antara engkau semua melihat sesuatu kemungkaran, maka hendaklah mengubahnya itu dengan tangannya,

jikalau tidak dapat ( dengan atau kekuasaannya), maka dengan lisannya (dengan jalan menasihati orang yang melakukan kemungkaran tadi )-dan jikalau tidak dapat juga (dengan lisannya),

maka dengan hatinya (maksudnya hatinya mengingkari serta tidak menyetujui perbuatan itu). Yang sedemikian itu (yakni dengan hati saja)  adalah selemah-lemahnya keimanan." (HR. Muslim)

Kemungkaran jika didiamkan merajalela maka akan dianggap biasa dan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama serta generasi sesudahnya

karena kemungkaran atau perbuatan maksiat  sangat  mendukung hawa nafsu untuk mengikutinya sehingga digemari dan mudah diikuti, untuk itu bila kuasa harus diperingatkan dengan perbuatan agar terhenti kemungkaran tadi seketika itu juga.

Bila tidak sanggup, maka dengan Iisan (dengan nasihat peringatan atau perkataan yang sopan-santun),sekalipun ini agak lambat berubahnya.

Tetapi kalau masih juga tidak sanggup, maka cukuplah bahawa hati kita tidak ikut-ikut menyetujui adanya kemungkaran itu. Hanya saja yang terakhir ini adalah suatu tanda bahawa iman kita sangat lemah sekali.

Kerana dengan hati itu hanya bermanfaat untuk diri kita sendiri, sedang dengan perbuatan atau nasihat itu dapat bermanfaat untuk kita dan masyarakat umum, hingga kemungkaran itu tidak terus menjadi-jadi.

Keutamaan Amar Ma’ruf nahi Munkar

Dari Abu Hurairah ra., Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa mengajak kepada suatu kebaikan, maka ia mendapat pahala seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikitpun pahala-pahala mereka.

Dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti orang yang mengikutinya, dengan tidak mengurangi sedikitpun dosa-dosa mereka.” (H.R. Muslim)

Ancaman amar ma’ruf nahi munkar

Abu Zaid Usamah bin Haritsah ra., berkata: “Saya mendengar Rasulullah bersabda: “Pada hari kiamat kelak ada seseorang yang digiring lantas dilemparkan ke dalam neraka, seluruh isi perutnya keluar lalu berputar-putar seperti berputar-putarnya keledai di kincir,

kemudian seluruh penghuni neraka berkumpul mengerumuninya, lantas menegur: “Wahai Fulan, apa yang terjadi padamu, apakah kamu tidak beramar ma’ruf dan nahi munkar?”

Ia menjawab:  “Ya saya menganjurkan kebaikan tetapi saya sendiri tidak menjalankannya, dan saya melarang kemunkaran tetapi saya sendiri malah mengerjakannya.” (H.R. Bukhari & Muslim).

Contoh Amar Ma’ruf nahi munkar

Sekelompok Yahudi datang lalu mereka berkata, “As-samu ‘alaikum, wahai Muhammad! (Mereka maksudkan doa kematian).” ‘Aisyah mendengar ucapan mereka, ia pun berkata, “Alaikum as-samu wal la’nah’ (untuk kalian hal yang serupa dan laknat).”

Dalam riwayat lain ‘Aisyah berkata, “La’anakumullah wa ghadiba ‘alaikum’ (semoga laknat dan kemurkaan Allah l atas kalian).”

Rasulullah bersabda, “Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya Allah  mencintai sikap lemah lembut pada setiap perkara.” ‘Aisyah menjawab, “Bukankah engkau mendengar apa kata mereka?”

Rasulullah menjawab, “Tidakkah engkau mendengar apa yang aku katakan kepada mereka?” Yaitu ‘wa ‘alaikum’ (Bagi kalian juga yang semisal). Sesungguhnya doa kita akan dikabulkan, sedangkan doa mereka tidak. (HR. al-Bukhari)

Lihatlah bagaimana Nabi menampakkan sikap lembut kepada mereka, padahal mereka Yahudi, dengan harapan mereka mendapat hidayah dan tunduk pada kebenaran. Lalu, bagaimana kiranya sikap beliau terhadap orang-orang yang beriman?

Dengan demikian, yang lurus dalam beramar ma’ruf nahi mungkar akan selalu berusaha untuk menampakkan sikap lembut dan menggunakan ungkapan-ungkapan yang cocok, kata-kata yang baik, dan nasihat yang bijak di dalam sebuah majelis, di jalan atau di tempat mana pun.

Metode Amar Ma’ruf nahi Munkar

Allah berfirman:“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (an-Nahl: 125)

Inilah metode yang ditempuh para pendahulu yang saleh (salaf) dalam beramar ma’ruf nahi mungkar: menampilkan sikap lembut, tenang dibarengi oleh ilmu, pemahaman terhadap situasi, kondisi, dan amal.

Pertama :Mencegah kemungkaran, yang dikemas dalam bentuk nasihat dan wejangan serta menanamkan rasa takut kepada Allah .Langkah ini ditujukan kepada pelaku kemungkaran yang mengetahui hukum syariat terkait dengan perbuatannya.

Langkah ini berbeda dengan yang pertama, yang umumnya diterapkan kepada pelaku kemungkaran yang tidak mengetahui hukum syariat.

Ibaratnya, langkah kedua ini untuk mengingatkan kembali pelaku akan hukum syariat yang sudah diketahuinya. misalnya tentang janji Allah  bagi orang-orang yang taat kepada-Nya dengan metode yang hikmah dan arahan yang baik.

Allah  berfirman: “Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (adz-Dzariyat: 55)

Kedua :Teguran yang keras. Langkah ini ditempuh ketika pelaku kemungkaran tidak jera dengan metode/langkah sebelumnya. Terapkan teguran yang keras dengan memerhatikan etika dan kaidah syar’i,

tidak menyampaikan sesuatu melainkan dengan jujur, dan tidak melebar kesana-kemari jika tidak perlu. Nabi Ibrahim as, sebagai bapak para nabi menempuh langkah ini,

seperti firman Allah:“(Ibrahim berkata), ‘Celakalah kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah! Tidakkah kamu mengerti?’.” (al-Anbiya: 67)

 Ketiga : Ancaman dan menakut-nakuti. Langkah terakhir yang bisa ditempuh dalam melakukan pengingkaran kemungkaran dengan lisan.

Caranya, menyampaikan kepada pelaku kemungkaran, “Kalau engkau tidak menghentikan perbuatanmu, aku akan bertindak!” atau “Aku akan melaporkanmu kepada pihak berwajib agar menghukum dan memenjarakanmu.”

Tetapi, ancaman yang disampaikan harus benar-benar wajar dan masuk akal, supaya si pelaku mempercayai ancaman dan tindakan yang akan diambil oleh pihak yang mengingkarinya.

Mengingkari dengan Hati, yaitu bagi seorang mukmin yang tidak memiliki kemampuan untuk mengingkari dengan tangan dan lisannya. Tidak ada jalan lain bagi siapa yang keadaannya demikian,

selain membenci dan menampakkan ketidaksukaan kepada kemungkaran dan pelakunya dengan hatinya dan Allah Maha Mengetahui hal tersebut.

Kewajiban ini tidak bisa gugur dari seorang mukmin, siapa pun dia, karena tidak ada halangan apa pun yang mencegahnya. Tidak ada lagi cara lain untuk mengingkari kemungkaran. Bahkan, pengingkaran dengan hati adalah akhir batas keimanan.

Tujuan Amar Maruf dan Nahi Munkar dalam Islam adalah menghidupkan perbuatan baik di tengah masyarakat dan memberantas keburukannya, sehingga masyarakat bisa mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Terkait hal ini, Allah swt dalam surat at-Taubah ayat 71 berfirman, "Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.

Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Al-Quran juga menegaskan bahwa tujuan diutusnya seluruh Nabi dan Rasul adalah melaksanakan Amar Maruf dan Nahi Munkar.

Firman Allah swt dalam surat An-Nahl ayat 36  Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu",

maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.

Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (Q s. An-Nahl ayat 36)

Salah satu dalil diutusnya para Nabi oleh Allah swt adalah melawan para perusak dan menegakkan keadilan. Dan Orang-orang yang bertakwa tidak akan pernah diam selama masih  terjadi perbuatan keburukan  dalam masyarakat dan keadilan belum terwujud.

Demikan  sekilas tentang arti dan cara melakukan Amar Ma’ruf nahi munkar sesuai tuntunan Al-Qur’an dan sunah semoga bermanfaat dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari amin.