Iklan

Tuesday, 16 May 2017

Amalan bulan Ramadhan sesuai Hadist Nabi Saw



Amalan-amalan dibulan Ramadhan menurut Hadist Nabi Saw

Amalan bulan Ramadhan sesuai Hadist
Mengingat keutaman bulan ramdhan yang demikan luar biasa sebagai orang yang beriman tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan  yang datang setahun sekali Ini.

Sampai-sampai sejak bulan razab rasul dalam hadist riwayat Ahmad sudah bermohon  kepada Allah swt agar disampaikan usia hingga menjumpai bulan ramadhan

حَدَّثَنَا عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ زَائِدَةَ بْنِ أَبِي الرُّقَادِ عَنْ زِيَادٍ النُّمَيْرِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقُولُ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ غَرَّاءُ وَيَوْمُهَا أَزْهَرُ

Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami [Ubaidullah bin Umar] dari Za`idah bin Abu Ar Ruqad dari Ziyad An Numairi dari Anas bin Malik, ia berkata;

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila memasuki bulan Rajab, maka beliau mengatakan: “ALLAHUMMA BARIK LANA FI RAJABI WA SYA’BAN WA BARIK LANA FI RAMADLAN

(ya Allah, berkahilah kami di rajab dan sya’ban dan berkahilah kami di ramadhan) ” beliau bersabda: “Malam jum’at adalah mulia dan harinya terang benderang.”  (Ahmad 2228)

 Untuk itu kita harus dapat memanfaatkan moment tersebut sebaik-baiknya dengan mengamalkan amalan-amalan yang biasa dilakukan nabi Muhammad saw

 Ada banyak amalan yang dilakukan Nabi saw dibulan ramadhan diantaranya sebagai berikut  

#1. Puasa bulan Ramdhan

Ibadah puasa dibulan ramdhan merupakan ibadah utama yang harus dilakukan oleh orang-orang yang beriman

karena dengan puasa kita akan mendapatkan  berbagai macam kebaiakan dan menjadi orang yang bertaqwa.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Qs. Al-Baqarah (2) : 183)


#2.Qiyamul Lail

Qiyamul lail biasa diartikan sebagai berdiri dimalam hari untuk beribadah kepada Allah swt biasanya yang dimaksudkan qiyamul lail ini adalah bangun untuk sholat.

Qiyamul lail merupakan amalan rutin yang dilakukan oleh rasul setiap malamya baik dibulan puasa maupun diluar bulan puasa untuk mendapatkan kedudukan yang tinggi disisi Allah swt.

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

Artinya : “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”.(Qs. Al-Isro(17) ; 79)

Qiyamul lail dibulan ramadhan disebut juga sholat tarawih dan sholat witir yang dapat dikerjakan secara berjamaah setelah sholat isya

Adapun keutamannya disebutkan dari Abu Hurairah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda,

"Barangsiapa yang mendirikan (shalat malam) Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosanya yang telah lampau." (H.r Bukhori Muslim)

Solat tarawih dapat dilakukan berjamaah

Abdurrahman bin Abd al-Qariy berkata, "Saya keluar bersama Umar ibnul Khaththab pada suatu malam dalam bulan Ramadhan sampai tiba di masjid.

Tiba-tiba orang-orang berkelompok-kelompok terpisah-pisah. Setiap orang shalat untuk dirinya sendiri. Ada orang yang mengerjakan shalat, kemudian diikuti oleh sekelompok orang.

Maka, Umar berkata, 'Sesungguhnya aku mempunyai ide. Seandainya orang-orang itu aku kumpulkan menjadi satu dan mengikuti seorang imam yang pandai membaca Al-Qur'an, tentu lebih utama.'

Setelah Umar mempunyai azam (tekad) demikian, lalu dia mengumpulkan orang menjadi satu untuk berimam kepada Ubay bin Ka'ab.

Kemudian pada malam yang lain aku keluar bersama Umar, dan orang-orang melakukan shalat dengan imam yang ahli membaca Al-Qur'an. Umar berkata, 'Ini adalah sebagus-bagus bid'ah (barang baru).

Orang yang tidur dulu dan meninggalkan shalat pada permulaan malam (untuk melakukannya pada akhir malam) adalah lebih utama daripada orang yang mendirikannya (pada awal malam).'

Yang dimaksudkan olehnya ialah pada akhir malam. Adapun orang-orang itu mendirikannya pada permulaan malam."

Bilangan rakaat yang biasa Nabi saw kerjakan

'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah menambah dalam sholat malam Ramadhan atau lainnya lebih dari sebelas rakaat.

Beliau sholat empat rakaat dan jangan tanyakan tentang baik dan panjangnya. Kemudian beliau sholat empat rakaat dan jangan tanyakan tentang baik dan panjangnya. Kemudian beliau sholat tiga rakaat.

'Aisyah berkata: Saya bertanya, wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum sholat witir? Beliau menjawab: "Wahai 'Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur namun hatiku tidak." Muttafaq Alaihi.

Tholq Ibnu Ali berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak ada dua witir dalam satu malam." Riwayat Ahmad dan Imam tiga. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.

Bacaan Sholat witir yang biasa dibaca Nabi saw

Ubay Ibnu Ka'ab Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam biasanya sholat witir dengan membaca (Sabbihisma rabbikal a'la dan (Qul yaa ayyuhal kaafiruun) dan (Qul huwallaahu Ahad)."

Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Nasa'i. Nasa'i menambahkan: Beliau tidak salam kecuali pada rakaat terakhir.

#3. Membaca Qur’an dan Thalabul Ilmi

Bulan ramadhan adalah bulan ditunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia agar dapat mengenal Allah swt dan hidup dalam keridhaannya

Untuk itu Alqur’an wajib dibaca lebih-lebih pada bulan suci ini dan juga difahami kandungan yang terdapat didalamnya agar diamalakan dengan baik

Ibnu Abbas raldhiallahu 'anhuma, ia berkata : "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan,

saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan kepadanya Al-Qur'an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan kepadanya Al-Qur'an.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus  (Hr.Bukhari dan Muslim)


#4. Banyak Berdo’a

Dibulan ramdhan bagi orang yang beriman adalah suasana yang sangat baik karena terkondisi untuk melakukan ibadah suasana kebatinan ini menjadikan hamba dekat dengan penciptanya

Karena itu berdo’alah

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Artinya :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,

maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.(Qs. Al-Baqarah (2) : 186)

#5. Banyak Shodaqoh

Bulan Ramadhan adalah saat Allah berderma kepada para hamba-Nya dengan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api Neraka,

terutama pada Lailatul Qadar Allah Ta 'ala melimpahkan kasih-Nya kepada para hamba-Nya yang bersifat kasih,

maka barangsiapa berderma kepada para hamba Allah niscaya Allah Maha Pemurah kepadanya dengan anugerah dan kebaikan. Balasan itu adalah sejenis dengan amal perbuatan.

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas raldhiallahu 'anhuma, ia berkata :

"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan kepadanya Al-Qur'an.

Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan kepadanya Al-Qur'an. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.

Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ahmad dengan tambahan:
"Dan beliau tidak pernah dimintai sesuatu kecuali memberikannya. "

Membantu orang-orang yang berpuasa dan berdzikir untuk senantiasa taat, agar memperoleh pahala seperti pahala mereka;

sebagaimana siapa yang membekali orang yang berperang maka ia memperoleh seperti pahala orang yang berperang,

dan siapa yang menanggung dengan balk keluarga orang yang berperang maka ia memperoleh pula seperti pahala orang yang berperang.

Dinyatakan dalam hadits Zaid bin Khalid dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:

"Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berpuasa maka baginya seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikitpun dari pahalanya. " (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).

#6. I’tikaf
I’tikaf artinya berdiam diri didalam masjid untuk beribadah 

حديث عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُجَاوِرُ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ، وَيَقُولُ: تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya : A'isyah r.a. berkata: Biasa Rasulullah saw. i'tikaf pada malam-malam sepuluh yang terakhir (21-30) Ramadhan dan bersabda: Carilah malam lailatul qadr pada malam-malam terakhir (21-30) Ramadhan. (Bukhari, Muslim).
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Disunatkan bagi orang yang beri'tikaf untuk tidak menjenguk orang sakit, tidak melawat jenazah, 

tidak menyentuh perempuan dan tidak juga menciumnya, tidak keluar masjid untuk suatu keperluan kecuali keperluan yang sangat mendesak,

tidak boleh i'tikaf kecuali dengan puasa, dan tidak boleh i'tikaf kecuali di masjid jami'. Riwayat Abu Dawud. Menurut pendapat yang kuat hadits ini mauquf akhirnya.

Do’a lailatul Qodar

Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku tahu suatu malam dari lailatul qadr, apa yang harus aku baca pada malam tersebut?  

Beliau bersabda: "bacalah (artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku)." Riwayat Imam Lima selain Abu Dawud. Hadits shahih menurut Tirmidzi dan Hakim.


Demikan Amalan-amalan dibulan Ramadhan yang perlu dikerjakan untuk lebih meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah swt.







Monday, 15 May 2017

Cara Puasa menurut Hadist Rasul saw



Cara Puasa menurut Tuntunan  Hadist Rasulullah saw

cara  puasa menurut hadist Rasul saw
Puasa bulan ramadhan  adalah ibadah yang istimewa karena dilaksanakan selama satu bulan penuh, dan pahalanya langsung Allah swt yang akan membalasnya.

Tidak menutup kemungkinan akan mendapatkan pahala yang sangat besar namun tidak mustahil juga tidak mendapat pahala kecuali haus dan lapar saja.

Untuk itu agar pahala yang kita dapatkan maksimal maka penting bagi kita untuk melaksanakan ibadah puasa ramadhan sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw.

Berikut ini cara puasa menurut hadist nabi saw

A. Niat dan Sahur

#1. Niat
Niat artinya beri’tikad dalam hati ingin melakukan suatu pekerjaan untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan dan menjadi tujuannya.

Niat dalam kaitannya dengan puasa bulan Ramadhan adalah dalam rangka ibadah kepada Allah swt untuk mendapatkan pahala dan keridhaannya bukan karena maksud lain seperti ingin sehat atau lainnya.

Niat merupakan rukun puasa karena itu puasa akan tidak bermakna manakala tidak di dahului dengan niat sebelumnya.

Niat puasa ramadhan wajib di I’tikadkan atau ditanamkan dalam hati sebelum pelaksanaan pusa atau sebelum terbit fajar waktu sholat subuh sesuai dengan hadist nabi berikut ini

Dari Hafshah Ummul Mukminin bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya." Riwayat Imam Lima.

Tirmidzi dan Nasa'i lebih cenderung menilainya hadits mauquf. Sedangkan Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban menilainya shahih secara marfu'.

Menurut riwayat Daruquthni: "Tidak ada puasa bagi orang yang tidak meniatkan puasa wajib semenjak malam."

#2. Makan Sahur
Sahur adalah makan diwaktu malam ketika akan berniat melaksanakan ibadah puasa disiang harinya agar ketika berpuasa stamina atau tenga dapat terjaga kekuatannya dan tidak menggangu aktifitas rutin yang biasa dikerjakannya.

Hukum  sahur adalah sunah  sehingga walaupun tanpa sahur tetap syah puasanya  akan tetapi  lebih baik bila kerjakan karena selain mendapat pahala juga menambah tenaga sehingga saat puasa akan tetap kuat

Sahur itu barokah

حديث أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم: تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً
Artinya
Anas r.a. berkata: Nabi saw bersabda: Bersahurlah kalian karena makan sahur itu mengandung barakah (berkat). (Bukhari Muslim).
Waktu sahur terbaik
Sebaik-baik sahur diakhir waktu atau beberapa saat menjelang azan subuh sehingga dapat menunaikan sholat subuh berjamaah di Masjid

حديث زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ حَدَّثَه أَنَّهُمْ تَسَحَّرُوا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ قَامُوا إِلَى الصَّلاَةِ، قُلْتُ: كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ أَوْ سِتِّينَ، يَعْنِي آيَةً

Artinya :
Anas r.a. berkata: Zaid bin Tsabit membentahu bahwa ia telah bersahur bersama Nabi saw. kemudian langsung keluar untuk salat subuh.
Anas bertanya: Berapa lama antara sahur dengan salat? Jawab Zaid: Sekedar orang membaca lima puluh atau enam puluh ayat. (Bukhan, Muslim). Sekira 15 atau 20 menit.
   
B. Waktu menjalankan ibadah Puasa

Puasa dilaksanakan sejak terbit fajar diwaktu subuh hingga matahari terbenam diwaktu magrib

Sedangkan imsyak adalah penanda bahwa waktu berpuasa akan segera tiba kira-kira 10 menit sebelum subuh dan pada saat imsyak masih diperkenankan makan minum.

Walau demikan akan lebih baik untuk kehati-hatian ketika mendengar penanda imsyak segala aktifitas tersebut dapat segera diselesaikan.
 
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

Artinya : “….. dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam….  (Qs. Al-Baqarah (2) : 187)  

Pada saat puasa perlu diperhatiakan dua hal pokok yaitu perkara – perkara yang dapat membatalkan pahala puasa dan perkara-perkara yang dapat membatakan pahala puasa.

#1. Perkara yang dapat membatalkan puasa

Perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan puasa diantaranaya makan minum, berhubungan suami istri dll


Perbuatan tersebut harus dijauhi karena bila batal maka wajib menggati puasa yang batal tersebut pada bulan lain setelah idul fitri sesuai jumlah hari yang telah batal itu   

#2. Perbuatan  yang dapat membatalkan pahala puasa

Berbeda halnya dengan yang dapat membatalakan puasa diamana pelakunya harus mengganti dibulan lain

Maka perbuatan yang dapat membatalkan pahala puasa itu puasanya tetap syah dan   tidak wajib mengganti namun sayang  tidak mendapat pahala dari haus dan laparnya tersebut selain mengugurkan kewajiban saja.

Adapun perbuatan yang dapat menggugurkan pahala puasa antara lain tidak dapat menjaga lidah dan telingan  dan indra lainnya dari hal-hal yang buruk seperti disebutkan dalam hadist berikut ini   

حديث أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: الصِّيَامُ جُنَّةٌ، فَلاَ يَرْفثْ وَلاَ يَجْهَلْ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائمٌ، مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ، يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي، الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا

Abuhurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Puasa itu bagaikan perisai (dinding), maka jangan berkata keji (rayuan) atau berlaku masa bodoh (menjerit-jerit) dsb.

Dan jika ada orang mengajak berkelahi atau memaki hendaknya berkata: Aku puasa, aku puasa.

Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya bau mulut orang yang sedang puasa itu lebih harum di sisi Allah dari bau kasturi (misik).

Dia meninggalkan makan dan minumnya dan syahwatnya karena-Ku, puasa itu untuk-Ku dan Akulah yang akan memberi pahalanya, dan biasa tiap hasanat sepuluh kali lipat gandanya. (Bukhari, Muslim).

Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:

"Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengerjakannya serta berlaku bodoh, maka tidak ada keperluan bagi Allah untuk meninggalkan makanan dan minumannya." Riwayat Bukhari dan Abu Dawud. Lafadznya menurut riwayat Abu Dawud.

C. Berbuka

Berbuka bukan berarti merdeka bebas untuk makan minum sepuasnya tetapi harus tetap  dalam suasana   pengendalian diri yang  baik  dan  mengikuti tuntunan  yang diajarkan  Nabi saw

Menyegerakan berbuka

حديث سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: لاَ يَزالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Sahi bin Saad r.a berkata. Rasulullah saw. bersabda Manusia selalu dalam keadaan baik selama mereka segera berbuka (yakni jika telah nyata terbenam matahari). (Bukhari, Muslim).
Menurut riwayat Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla berfirman: Hamba-hamba-Ku yang paling Aku cintai adalah mereka yang paling menyegerakan berbuka."

Makanan berbuka

Dari Sulaiman Ibnu Amir Al-Dlobby bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu berbuka, hendaknya ia berbuka dengan kurma, 

jika tidak mendapatkannya, hendaknya ia berbuka dengan air karena air itu suci." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Hakim.

Makanan pada saat berbuka hendaklah yang manis-manis seperti kurma untuk mengembalikan tenaga dengan segera

Disamping itu  atur pola makan yang baik ketika berbuka agar dapat melaksanakan ibadah lainnya dengan nyaman seperti  sholat magrib, isya, tarawih tadarus dll.


Demikian cara melaksanakan ibadah puasa menurut hadist nabi Muhammad saw semoga bermanfaat.