Nauddzu billah,
Ternyata Fir’aun di akhir hayatnya ‘beriman dan diselamatkan’
Mendengar
nama Fir'aun orang sudah
beranggapan bahwa yang dimaksud adalah
seorang raja yang sombong dan kejam padahal sebenarnya tidak semua Fir'aun itu berwatak demikan
karena Fir'aun bukan lah nama satu orang raja saja melainkan dia adalah gelar dari
raja-raja yang berkuasa dan memerintah
mesir secara turun-temurun dalam waktu yang sangat lama bahkan sampai ratusan
tahun dari golongan suku Qibti.
Didalam
Al-Qur;an yang banyak dikisahkan
adalah raja Fir'aun dimasa nabi Musa as.
yang menurut para ulama bernama Maneftah atau Ramses II yang
memerintah 1224 - 1214 sm pendapat lain sampai 1204 sm. Fir'aun mengaku dirinya
sebagai tuhan yang harus ditaati oleh semua rakyatnya baik oleh bangsa mesir
sendiri maupun bani israil yang mereka anggap sebagai budak bila ada yang
menolak maka tak segan-segang untuk dibunuhnya
Kesombongan Firaun terbesar yang dilakukannya adalah pengangkatan dirinya sebagai Tuhan atau
penjelmaan tuhan dimesir sehingga siapapun yang tidak mentaati perintahnya akan
mendapatkan ancaman dan siksaan
penyiksaan dan perbudakan terhadap Bani Israil bahkan setiap bayi
laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Isroil harus dibunuh hidup-hidup
kekejaman firaun juga kepada istrinya yang bernama Asiyah yang beriman
dan sebagai konsekwensi dari keimanannya tersebut dia harus ikhlas mendapatkan siksaan berat hingga akhir hayatnya menjadi
syahidah. Qs. At-Tahrim (66) : 11
Kisah kematian firaun
Allah swt menjelaskan kepada kita dalam Al-Qur’an bahwa semua yang
dia ciptakan ada masnya dan akan dipergilirkan demikian pula dengan kejayaan
firmaun tidak berlangsung lama.
Allah swt perintahkan nabi Musa as bersama bani isroil keluar dari Mesir dan dikerjar Firaun bersama tentaranya sampai ditepi laut merah, Allah swt perintahkan nabi Musa as memukulkan tongkatnya ke laut dan terbelah dan memungkinkan untuk dilalui hingga sampai ketepian laut merah
sementara firaun dan tentarnya masih ditengah lautan kemudian nabi
Musa memukulkan tongkatnya lautpun tertutup kembali sehingga Firaun dan
pasukannya tewas didalam lautan dan sebelum tewas firaun sempat mengucapkan
kata Taubat Qs Yunus (10) ayat 90.
وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ
فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ
قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ
وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Dan Kami memungkinkan Bani Israel melintasi laut, lalu
mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan
menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah
dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai
oleh Bani Israel, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada
Allah)".
Kemudian Allah menyelamatkan jasad fir’aun Qs. Yunus (10) ayat 92 yang ditemukan masyarakat Mesir kemudian jasad firaun dimumikan.
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً
وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat
menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.
Pada tahun 1896 M mumi
firaun ditemukan di waddi Al- Muluk (lembah raja-raja ) daerah Thaba Luxor
mesir dan dibuka pembalutnya oleh Eliot Smith seorang ahli purbakala Inggris
pada tanggal 8 juli 1907.
Gambar : jasad Firaun yang diselamatkan |
Diselamatkan jasad fiiraun bukan karena diterima keimanan dan tobatnya namun lebih kepada pembuktian kebenaran Al-Qur’an dan agar menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya untuk menyadari bahwa manusia tidak lebih dari sekedar mahluk ciptaan Allah swt yang tidak layak untuk menyobongkan diri.