Rukun iman, islam dan ihsan dikenal dengan sebutan
Rukun Agama karena ketiganya merupakan
syarat mutlak yang harus dimiliki bagi setiap pribadi
muslim serta sangat berkaitan erat dan
tidak dapat dipisah-pisahkan
antara satu dengan lainnya, untuk dapat mengamalkan rukun islam tentunya harus didasari keyakinan yang bersumber dari rukun
iman sedangkan ikhsan berfungsi sebagai
penguat keyakinan atau iman dalam beribadah
menjalankan atau mengamalkan rukun islam
Rukun
agama itu diibaratkan tubuh manusia maka
rukun islam adalah jasad atau tubuh dalam wujud fisik yang Nampak sedangkan rukun iman seperti ruh
atau jiwa yang menandai adanya kehidupan dalam diri seseorang sedangkan ikhsan
adalah kesadaran akal fikiran dan hati nurani
yang menggerakan langkah ibadah kehidupan seseorang.
Dengan demikian
maka orang yang beribadah mengamalkan rukun islam atas dasar rukun iman saja
belumlah sempurna karena sifatnya masih pilih-pilih dan temporer seperti orang sakit yang banyak pantangannya
sementara orang yang ibadahnya karena didasari kesadaran dengan adanya ikhsan
dalam dirinya maka dia akan menjadi manusia yang sempurna karena lahir batin
dan hatinya khusuk atau focus sehingga hasilnyapun akan maksimal.
Pengertian
Rukun Islam, Iman dan Ikhsan.
Demikan
pentingnya rukun Islam, iman dan ikhsan untuk difahami dalam beribadah kepada
Allah swt apa sebenarnya apakah rukun
Islam, iman dan ikhsan itu ?
Pengertian
menurut bahasa :
Islam
menurut bahasa berarti selamat atau damai sehingga orang yang mengaku dirinya
beragama islam seyogyanya bisa memberikan keselamatan atau kedamaian baik untuk
dirinya sendiri, keluarganya, saudara seaqidah dan buat sesama umat manusia
serta bagi seluruh alam.
Sedang
Iman berarti percaya dan yaqin dengan keyakinan yang sebenarnya tanpa ada
keraguan sedikit pun karena itu orang yang beriman adalah orang yang
membenarkan dengan hatinya, mengikrarkan dengan lisannya dan membenarkan dalam
perbuatannya.
Sementara
ikhsan artinya adalah kebaikan atau perbuatan baik yang dilakukan bersumber
atas kesadaran yang tinggi dalam diri sendiri tanpa adanya perintah atau
pengawasan bahkan paksaan dari pihak luar semua ibadah yang dilakukannya semata
- mata karena merasakan kehadiran dan mengharapkan keridhoaan Allah SWT
Rukun
artinya factor-faktor atau komponen utama yang keberadaanya mutlak diperlukan
terhadap suatu perkara atau bangunan dan bila salah satunya tidak ada maka
tidaklah sempurna bangunan itu bahkan bisa jadi tidak berguna atau sia-sia.
Rukun Iman
, Rukun Islam dan Ihsan dalam Hadist nabi Muhammad saw
حديث أبي هُرَيْرَةَ قال كان النبيُّ صلى الله عليه
وسلم بارزًا يومًا للناسِ فأَتاه رجلٌ فقال:ما الإيمان قال: الإيمان أن تؤمنَ
بالله وملائكتِهِ وبلقائِهِ وبرسلِهِ وتؤمَن بالبعثِ
قال: ما الإسلامُ قال: الإسلامُ أن تعبدَ اللهَ ولا
تشركَ به وتقيمَ الصلاةَ وتؤدِّيَ الزكاةَ المفروضةَ وتصومَ رمضانَ
قال: ما الإحسان قال: أن تعبدَ الله كأنك تراهُ، فإِن
لم تكن تراه فإِنه يراك
قال: متى الساعةُ قال: ما المسئولُ عنها بأَعْلَم مِنَ
السائل، وسأُخبرُكَ عن أشراطِها؛ إِذا وَلَدَتِ الأَمَةُ رَبَّهَا، وَإِذا تطاولَ
رُعاةُ الإبِلِ البَهْمُ في البنيان، في خمسٍ لا يعلمهنَّ إِلاَّ الله ثم تلا
النبيُّ صلى الله عليه وسلم (إِنَّ الله عنده علم الساعة ) الآية: ثم أدبر فقال:
رُدُّوه فلم يَرَوْا شيئاً فقال: هذا جبريل جاءَ يُعَلِّمُ الناسَ دينَهم
Artinya :
“Abu
Hurairah r.a. berkata: Pada suatu hari ketika Nabi saw. duduk bersama sahabat,
tiba-tiba datang seorang bertanya: Apakah iman? Jawab Nabi saw.: Iman ialah
percaya pada Allah, dan Malaikat-Nya, dan akan berhadapan kepada Allah, dan
pada Nabi utusan-Nya dan percaya pada hari bangkit dari kubur.
Lalu
ditanya: Apakah Islam? Jawab Nabi saw.: Islam ialah menyembah kepada Allah dan
tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, dan mendirikan shalat.
Lalu
bertanya: Apakah Ihsan? Jawab Nabi saw.: Ihsan ialah menyembah pada Allah
seakan-akan anda melihat-Nya, maka jika tidak dapat melihat-Nya, ketahuilah
bahwa Allah melihatmu.
Lalu
bertanya: Bilakah hari qiyamat? Jawab Nabi saw.: Orang yang ditanya tidak lebih
mengetahui daripada yang menanya, tetapi saya memberi-takan padamu beberapa
syarat (tanda-tanda) akan tibanya hari qiyamat, yaitu jika budak sahaya telah
melahirkan majikannya, dan jika penggembala onta dan ternak lainnya telah
berlomba membangun gedung-gedung, termasuk dalam lima macam yang tidak dapat
mengetahuinya kecuali Allah, yang tersebut dalam ayat:
"Sesungguhnya
hanya Allah yang mengetahui, bilakah hari qiyamat, dan Dia pula yang menurunkan
hujan, dan mengetahui apa yang di dalam rahim ibu, dan tiada seorang pun yang
mengetahui apa yang akan terjadi esok hari, dan tidak seorang pun
yangmengetahui di manakah ia akan mati. Seyungguhnya Allah maha mengetahui
sedalam-dalamnya."
Kemudian
pergilah orang itu. Lalu.Nabi saw. menyuruh sahabat: Kembalikanlah orang itu!
Tetapi sahabat tidak melihat bekas orang itu. Maka Nabi saw. bersabda: Itu
Malaikat Jibril datang untuk mengajar agama kepada manusia. (H.r Bukhari).
Sementara
dalam hadist yang diriwayatkan Muslim dari Umar bin Khotob R.a. redaksinya agak
berbeda sedikit namun intinya sama yaitu :
Artinya :
“Pada
suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah
Saw. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam
sekali dan tidak tampak tanda-tanda perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang
mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua kakinya menghempit
kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha
Rasulullah Saw, seraya berkata, "Ya Muhammad, beritahu aku tentang
Islam."
Lalu
Rasulullah Saw menjawab, "Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan
kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat,
puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu." Kemudian dia bertanya
lagi, "Kini beritahu aku tentang iman." Rasulullah Saw menjawab,
"Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya."
Orang
itu lantas berkata, "Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan."
Rasulullah berkata, "Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya
walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda.
Dia bertanya lagi, "Beritahu aku tentang
Assa'ah (azab kiamat)." Rasulullah menjawab, "Yang ditanya tidak
lebih tahu dari yang bertanya." Kemudian dia bertanya lagi, "Beritahu
aku tentang tanda-tandanya." Rasulullah menjawab, "Seorang budak
wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah
telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun
gedung-gedung bertingkat."
Kemudian
orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya
kepada Umar, "Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?"
Lalu aku (Umar) menjawab, "Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui."
Rasulullah Saw lantas berkata, "Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama
kepada kalian." (HR. Muslim)
Dari
berbagai keterangan yang didapat dalam Ayat-ayat suci Al-Qur’an dan dua hadist
diatas serta hadist –hadist lainnya yang membahas tentang Islam, Iman dan juga Ikhsan maka para ulama berkesimpulan bahwa :
Rukun
Agama itu ada 3 yaitu Rukun Iman, Rukun
Islam Dan Ikhsan
1. Rukun
Iman terdiri dari 6 Perkara yaitu :
a. Beriman
kepada Allah,
b. Beriman
kepada malaikat-malaikat Allah,
c. Beriman
kepada kitab-kitab Allah
d. Beriman
kepada Rasul-rasul Allah
e. Beriman
kepada hari akhir atau Kiamat
f. Beriman
kepada Qodho dan Qodar yang baik dan yang buruk.
Tidak
mengimani salah satu dari enam rukun ini
maka orang tersebut termasuk golongan
orang-orang yang kafir
2. Rukun
Islam ada 5 perkara yaitu :
a. Membaca
dua kalimat syahadat
b. Mendirikan
shalat,
c. Menunaikan
zakat,
d. Puasa
Ramadhan, dan
e. Mengerjakan
haji apabila mampu ada kemampuan.
Tidak
mengamalkan salah satu rukun islam yang
lima ini maka orang tersebut
tergolong fasik (dosa besar) terkecuali ibadah haji karena kondisi
yang memang tidak mampuh namun bila yang ditinggalkan itu adalah dua kalimat
syahadat maka dia termasuk orang kafir.
3. Dan
Ikhsan Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak
melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda.
Orang
yang tidak ihsan dalam beribadah maka katagori orang munafik karena ternyata
ibadahnya tidak ikhlas bukan karena Allah tapi karena faktor selain Allah.
Baik
rukun Iman, Rukun Islam maupun Ikhsan semuanya harus diterima dengan ikhlas
dan diyakini dengan sebenarnya tanpa
keraguan dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat selamat dan
bahagia dunia akhirat serta menjadi
rahmatan lil ‘alamin.
baca juga : Sunahkah mencukur bulu kemaluan ?