Hadits Arbain Ke-9 Melaksanakan
perintah sesuai Kemampuan
Hadist Arbain ke 9 Melaksanakan perintah sesuai kemampuan |
Dari Abu Hurairoh ’Abdurrohman bin Shakhr
rodhiyallohu’anhu, dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh
shollallohu’alaihi wasallam bersabda: ” Apa saja yang aku larang bagi kamu
hendaklah kamu jauhi, dan apa saja yang aku perintahkan kepadamu maka
lakukanlah sesuai kemampuanmu. Sesungguhnya kehancuran umat-umat sebelum kamu
adalah karena mereka banyak bertanya dan menyelisihi nabi-nabi mereka (tidak
mau taat dan patuh).” (HR. Bukhori dan Muslim)
Perintah dan Larangan
Pada dasarnya syariát Islam adalah
berupa perintah. Oleh karena itu, larangan yang ada jumlahnya sedikit. Semua
yang diperintahkan akan membawa kebaikan bagi pelakunya, meski tidak berniat
karena Allah. Dan semua yang dilarang membawa kejelekan bagi pelakunya. Dengan
demikian manusia butuh kepada sesuatu yang diperintahkan dan tidak butuh kepada
sesuatu yang dilarang.
Perintah dan larangan Allah terbagi
dua, yaitu wajib dan sunnah. Jika perintah dan larangan terkait dengan urusan
ibadah maka perintah dan larangan tersebut hukumnya wajib, dan jika terkait
dengan urusan dunia maka hukumnya sunnah, kecuali ada dalil yang memalingkan
dari hukum asalnya.
Melaksanakan perintah terikat dengan
kemampuan, karena jumlahnya sangat banyak. Sedangkan larangan jumlahnya sedikit
dan tidak dibutuhkan, maka tidak terikat dengan kemampuan. Melaksanakan
perintah lebih mulia dibanding meninggalkan
larangan, demikian juga meninggalkan perintah lebih hina dibanding menerjang
larangan.
Sebab Kehancuran Dan
Kebinasaan
Sebab utama kehancuran
umat adalah sekedar banyak bertanya dan menentang perintah nabinya. Sikap yang
benar adalah bertanya untuk diamalkan dan tunduk pada perintah nabi. Maka orang
yang sekedar banyak bertanya, bukti akan kelemahan agamanya dan tidak
wara’-nya. Diantara dampak jelek banyak bertanya adalah timbulnya perpecahan.
Macam-macam alasan orang
bertanya :
Tidak semua orang bertanya karena tidak tahu dan ingin tahu
yang sebenarnya dari persoalan yang
dihadapinya, sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa orang bertanya
diantaranya :
1.
Bertanya untuk menguji,
Orang yang bertanya untuk menguji orang yang ditanya nya apakah
mampuh menjawabab pertanyaannya dengan benar atau tidak sebagai mana pemahaman
yang ada pada dirinya dalam suatu persoalan tertentu bila yang dimaksud adalah
seorang guru yang melakukan evaluasi kepada siswannya tentu bukan karena
kesombongan, namun bila sebaliknya seorang siswa atau jama’ah pengajian yang
bertanya kepada gurunya untuk menguji gurunya tersebut maka hal ini menunjukan
suatu sikap kesombongan yang harus dihindari
2.
Bertanya Karena ingin tahu
Bertanya karena ingin tahu adalah hal yang harus dilakukan oleh
setiap orang agar tidak tersesat atau terjerumus kedalam perkara yang
membahayakan dan merugikan dirinya, bahkan Allah mengecam orang yang melakukan
sesuatu hanya karena ikut-ikutan saja. Qs.Al-Isro (17) : 36
وَلا تَقْفُ مَا
لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ
أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا
Artinya : “Dan janganlah kamu
mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya.”
3.
Bertanya karena ingin lebih yakin
Ada juga orang yang sudah mengetahui suatu perkara namun ketika
bertemu dengan orang yang dirasa lebih mengetahui dia bertanya karena dia
merasa ragu dengan pengetahuannya tersebut, tentu saja sikap semacam ini akan
lebih memantapkan langkahnya kedepan dan hal tersebut merupakan sikap yang
baik.
4.
Bertanya karena ingin mencarai pembenaran
Tipe orang ke empat ini adalah orang yang merasa ragu akan
kebenaran perbutan atau tindakannya namun karena dorongan hawa nafsunya untuk
melakukan perbuatan yang dianggapnya menguntungkan tersebut sangat besar dia
berusaha mencari pembenaran dari perbuatannya itu akibatnya bila mendapat
jawaban yang bersebrangan dengan kehendak hatinya, dia akan bertanya kepada
lain orang yang dapat memuaskan dan mendukung perbuatan salahnya walaupun
sebenarnya dalam hati kecilnya dia sendiri menyadari kekeliruannya itu.