Iklan

Tuesday 13 June 2017

Arti,manfaat jujur dan kisah budak jujur


Arti,  Alasan , Manfaat Sifat Jujur serta kisah inspiratif budak penggembala  jujur

Apakah arti kejujuran itu?

Gambar  : arti,manfaat jujur dan kisah budak jujur
Menurut  Kamus Bahasa Indonesia, jujur berarti kelurusan hati. Lawan dari jujur adalah curang. Curang berarti kotor atau tidak bersih. Yang dimaksud kotor tersebut adalah suatu kegiatan, perbuatan atau ucapan yang tidak keluar  dari hati dan selalu ingin lebih, serta takut akan kebenaran.

Kejujuran adalah sebuah sikap yang menunjukkan jati diri seseorang yang sebenarnya. Seseorang yang selalu bersikap jujur baik dalam ucapan  maupun tindakannya, meskipun terasa pahit, bisa dipastikan orang itu memiliki integritas moral yang baik.

Secara terminologis didapati bahwa ash shidq bermakna : 1) kesesuaian antara yang dipersepsi dengan kenyataan, 2) kesesuaian antara informasi yang disampaikan dengan kenyataan, 3) kesesuaian antara lisan, pikiran, dan perbuatan.

As Shidq juga dimaknai sebagai : 1) ketegasan dan kemantapan hati, 2) sesuatu yang baik yang tidak dikotori oleh kebohongan dan pengurangan.

Jujur bagi sebagian orang menjadi momok yang amat menakutkan  sehingga sangat sulit untuk berkata jujur  atau benar hal ini disebabkan karena mereka tidak mengetahui pentingnya  berkata jujur

dan merasa dengan berkata jujur akan merugikan dirinya karena itulah sulit untuk Jujur seperti menarik bamboo dari ujungnya

Ada beberapa alasan mengapa sebagian orang enggan berlaku jujur diantaranya:

1.   Tidak  memiliki komitmen yang  kuat untuk Jujur

Dalam situasi normal kejujuran adalah hal yang mudah dan semua orang dapat melakukannya  namun Untuk berlaku jujur  terus –menerus dibutuhkan komitmen yang kuat 

karena dalam situasi tertentu kejujuran seseorang akan mendapatkan tantangan atau ujian bahkan juga godaan yang menggiurkan bila seseorang tidak mempunyai kekuatan komitmen yang mumpuni (istiqomah istilah agamanya ) maka akan mudah terpengruh untuk meninggalkan sikap jujur ini,

2.    Takut dimarahi  atau di PHK

Kejujuran membutuhkan keberanian karena kejujuran mengadung resiko yang kadang dapat mengancam keselamatan baik keselamatan fisik, pergaulan maupun karir untuk itu agar dapat selamat dari berbagai ancaman tersebut maka meninggalkan kejujuran dianggap sebagai solusi jangka pendek yang tepat

3.   Tidak enak sama teman

Pergaulan kadang menjerumuskan seseorang untuk dapat berlaku jujur karena itu memilih teman yang berkomitmen dengan kejujuran sangat dibutuhkan bila kita ingin mudah dalam mengaplikasikan nilai-nilai kejujuran 

namun bila salah pilih teman atau lingkungan pergaulan yang kebanyakan bersemboyan asal bos senang maka berat rasanya untuk dapat mempertahankan kejujuran tersebut , karena tidak enak sama teman akhirnya menutupi kebenaran.

4.   Ingin cepat sukses atau berhasil 

Keinginan cepat meraih kesuksesan tentu tidak salah selama itu dilakukan sesuai dengan aturannya yang jadi masalah adalah manakala keinginan sukses tersebut ditempuh  melalui jalan – jalan yang tidak dibenarkan dengan meninggalkan nilai-nilai kejujuran

seperti ingin cepat kaya korupsi, ingin cepat lulus mencontek, ingin dapat gelar akademik tanpa kuliah cukup dengan membeli ijazah dll nya  yang memang semua keberhasilan itu butuh proses dan tahapan perjuangan pengorbanan juga kesabaran yang harus dilalui. 
 
5.   Takut ketahuan salahnya

Tidak jarang ada sebagian orang yang ingin selalu kelihatan sempurna dan merasa malu bila terlihat kekurangan padanya sehingga mereka berusaha untuk menyembunyikan kesalahan dan kelemahannya itu dengan menutup-nutupi fakta yang sebenarnya,

sehingga sulit menerima masukan atau koreksi dari orang lain padahal dengan mengakui kekurangan atau kesalahan yang dilakukan itu akan memudahkan baginya untuk memperbaiki diri dan dimata orang orang lainpun akan positif karena kejujuran dan kelapangan hati yang dimilikinya.

Jujur  yang dilarang

Jujur adalah sifat baik yang harus tertanam dalam hati kita agar hidup kita menjadi tenang dan lebih mudah namun jujurpun tetap membutuhkan sikap yang bijaksana dan proporsional

karena ada juga kejujuran yang justru kita dilarang mengerjakannya karena akan membahayakan jiwa seseorang yang tidak bersalah sebagaimana hadis Nabi saw

“ Sesungguhnya Allah menyukai dusta yang bertujuan untuk memperbaiki dan mendamaikan (merukunkan), dan Allah membenci kebenaran (kejujuran) yang mengakibatkan kerusakan.” (HR. Ibnu Babawih)

Keuntungan jujur :
Nabi bersabda : “ Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur).

Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong)”. (HR. Bukhari)

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam”. (HR. Bukhari)

Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga. (HR. Bukhari)

Pada zaman pemerintahan Sayidina Umar Al-Khattab, ada seorang pemuda yang bekerja sebagai pengembala kambing. Pemuda tersebut adalah seorang hamba sahaya yang amanah dan jujur.

Kedua-dua orang tuanya telah meninggal dunia, dan dia hidup sebatang kara, yatim piatu serta hamba sahaya pula. Setiap hari pemuda tersebut mendaki bukit bakau dan merentasi padang rumput untuk menghalau kambing-kambing milik majikannya dari satu lembah ke satu lembah lain.

Dia menjaga kambing-kambing tersebut dengan baik dan amanah seolah-olah kambing kepunyaan sendiri.

Kemudian, suatu hari  Amirul Mukminin Umar bin Khattab ditemani Abdullah bin Dinar berjalan bersama dari Madinah menuju Makkah. Di tengah perjalanan beliau bertemu dengan anak gembala.

Lalu timbul dalam hati Khalifah Umar untuk menguji sejauh mana kejujuran dan keamanahan si anak gembala itu. Khalifah Umar pun mendekati pemuda pengembala itu,

seraya berkata: " Sungguh banyak kambing yang kamu pelihara, lagi pula sangat bagus dan gemuk-gemuk semuanya. Oleh karena itu kamu juallah kepadaku. Saya menginginkan seekor darinya yang gemuk dan bagus."

Mendengar kata-kata demikian, pengembala tersebut menjawab: "Kambing-kambing ini bukanlah milik saya, tetapi milik majikan saya. Saya hanyalah seorang hamba dan pengembala yang mengambil upah saja."

Umar bin Khattab berkata lagi, ''Katakan saja nanti pada tuanmu, kambing itu dimakan serigala.'' Anak gembala tersebut diam sejenak, ditatapnya wajah Amirul Mukminin,

lalu keluar dari bibirnya perkataan yang menggetarkan hati Khalifah Umar, ''Fa ainallah?''… ''Fa ainallah?''…(Dimana Allah? Dimana Allah?”) anak itu mengulang-ulang. (Kurang lebih maknanya adalah, ''''Jika Tuan menyuruh saya berbohong, lalu di mana Allah? Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah Tuan tidak yakin bahwa siksa Allah itu pasti bagi para pendusta?"")

Umar bin Khattab adalah seorang khalifah, pemimpin umat yang sangat berwibawa lagi ditakuti, dan tak pernah gentar menghadapi musuh. Akan tetapi, menghadapi anak gembala itu beliau gemetar, kagum, sekaligus bahagia memiliki rakyat yang taat kepada Allah SWT.

Seketika, Umar bin Khattab pun menangis dan mendekap anak itu. Kemudian beliau minta ditunjukan rumah majikannya. Tak lama, Umar bin Khattab membeli anak gembala itu dan kambing-kambingnya dari majikannya. Lalu, ia memerdekakan anak gembala itu dan menghadiahkan seluruh kambing itu sebagai balasan atas sifat amanah dan keimanannya.

demikan Arti,  Alasan , Manfaat Sifat Jujur serta kisah inspiratif budak penggembala yang jujur, semoga bermanfaat.