Arti, Alasan , Manfaat Sifat Jujur serta kisah inspiratif budak penggembala jujur
Apakah arti kejujuran itu?
Gambar : arti,manfaat jujur dan kisah budak jujur |
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, jujur berarti
kelurusan hati. Lawan dari jujur adalah curang. Curang berarti kotor atau tidak
bersih. Yang dimaksud kotor tersebut adalah suatu kegiatan, perbuatan atau
ucapan yang tidak keluar dari hati dan selalu ingin lebih, serta takut
akan kebenaran.
Kejujuran adalah sebuah sikap yang
menunjukkan jati diri seseorang yang sebenarnya. Seseorang yang selalu bersikap
jujur baik dalam ucapan maupun tindakannya, meskipun terasa pahit, bisa
dipastikan orang itu memiliki integritas moral yang baik.
Secara terminologis didapati bahwa ash shidq bermakna : 1) kesesuaian antara yang dipersepsi dengan kenyataan, 2) kesesuaian antara informasi yang disampaikan dengan kenyataan, 3) kesesuaian antara lisan, pikiran, dan perbuatan.
As Shidq juga dimaknai sebagai : 1)
ketegasan dan kemantapan hati, 2) sesuatu yang baik yang tidak dikotori oleh
kebohongan dan pengurangan.
Jujur bagi sebagian orang menjadi momok
yang amat menakutkan sehingga sangat
sulit untuk berkata jujur atau benar hal
ini disebabkan karena mereka tidak mengetahui pentingnya berkata jujur
dan merasa dengan berkata jujur akan
merugikan dirinya karena itulah sulit untuk Jujur seperti menarik bamboo dari
ujungnya
Ada beberapa alasan mengapa sebagian
orang enggan berlaku jujur diantaranya:
1.
Tidak
memiliki komitmen yang kuat untuk
Jujur
Dalam situasi normal kejujuran adalah hal
yang mudah dan semua orang dapat melakukannya
namun Untuk berlaku jujur terus
–menerus dibutuhkan komitmen yang kuat
karena dalam situasi tertentu kejujuran
seseorang akan mendapatkan tantangan atau ujian bahkan juga godaan yang
menggiurkan bila seseorang tidak mempunyai kekuatan komitmen yang mumpuni
(istiqomah istilah agamanya ) maka akan mudah terpengruh untuk meninggalkan
sikap jujur ini,
2.
Takut
dimarahi atau di PHK
Kejujuran membutuhkan keberanian karena
kejujuran mengadung resiko yang kadang dapat mengancam keselamatan baik
keselamatan fisik, pergaulan maupun karir untuk itu agar dapat selamat dari
berbagai ancaman tersebut maka meninggalkan kejujuran dianggap sebagai solusi
jangka pendek yang tepat
3.
Tidak enak sama teman
Pergaulan kadang menjerumuskan seseorang
untuk dapat berlaku jujur karena itu memilih teman yang berkomitmen dengan
kejujuran sangat dibutuhkan bila kita ingin mudah dalam mengaplikasikan
nilai-nilai kejujuran
namun bila salah
pilih teman atau lingkungan pergaulan yang kebanyakan bersemboyan asal bos
senang maka berat rasanya untuk dapat mempertahankan kejujuran tersebut ,
karena tidak enak sama teman akhirnya menutupi kebenaran.
4.
Ingin cepat sukses atau berhasil
Keinginan cepat meraih kesuksesan tentu
tidak salah selama itu dilakukan sesuai dengan aturannya yang jadi masalah
adalah manakala keinginan sukses tersebut ditempuh melalui jalan – jalan yang tidak dibenarkan
dengan meninggalkan nilai-nilai kejujuran
seperti ingin cepat kaya korupsi, ingin
cepat lulus mencontek, ingin dapat gelar akademik tanpa kuliah cukup dengan
membeli ijazah dll nya yang memang semua
keberhasilan itu butuh proses dan tahapan perjuangan pengorbanan juga kesabaran
yang harus dilalui.
5.
Takut ketahuan salahnya
Tidak jarang ada sebagian orang yang
ingin selalu kelihatan sempurna dan merasa malu bila terlihat kekurangan
padanya sehingga mereka berusaha untuk menyembunyikan kesalahan dan
kelemahannya itu dengan menutup-nutupi fakta yang sebenarnya,
sehingga sulit menerima masukan atau
koreksi dari orang lain padahal dengan mengakui kekurangan atau kesalahan yang
dilakukan itu akan memudahkan baginya untuk memperbaiki diri dan dimata orang
orang lainpun akan positif karena kejujuran dan kelapangan hati yang
dimilikinya.
Jujur yang dilarang
Jujur adalah sifat baik yang harus
tertanam dalam hati kita agar hidup kita menjadi tenang dan lebih mudah namun
jujurpun tetap membutuhkan sikap yang bijaksana dan proporsional
karena ada juga kejujuran yang justru
kita dilarang mengerjakannya karena akan membahayakan jiwa seseorang yang tidak
bersalah sebagaimana hadis Nabi saw
“ Sesungguhnya Allah menyukai dusta yang
bertujuan untuk memperbaiki dan mendamaikan (merukunkan), dan Allah membenci
kebenaran (kejujuran) yang mengakibatkan kerusakan.” (HR. Ibnu Babawih)
Keuntungan jujur :
Nabi
bersabda : “ Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa kepada
kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar dan selalu
memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang benar (jujur).
Hati-hatilah
terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa kepada kejahatan dan kejahatan
membawa kepada neraka. Selama seorang dusta dan selalu memilih dusta dia
tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta (pembohong)”. (HR. Bukhari)
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan
hari akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau diam”. (HR. Bukhari)
Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku menjamin baginya surga. (HR. Bukhari)
Pada
zaman pemerintahan Sayidina Umar Al-Khattab, ada seorang pemuda yang bekerja sebagai
pengembala kambing. Pemuda tersebut adalah seorang hamba sahaya yang amanah dan
jujur.
Kedua-dua
orang tuanya telah meninggal dunia, dan dia hidup sebatang kara, yatim piatu
serta hamba sahaya pula. Setiap hari pemuda tersebut mendaki bukit bakau dan
merentasi padang rumput untuk menghalau kambing-kambing milik majikannya dari
satu lembah ke satu lembah lain.
Dia
menjaga kambing-kambing tersebut dengan baik dan amanah seolah-olah kambing
kepunyaan sendiri.
Kemudian,
suatu hari Amirul Mukminin Umar bin Khattab ditemani Abdullah bin Dinar
berjalan bersama dari Madinah menuju Makkah. Di tengah perjalanan beliau
bertemu dengan anak gembala.
Lalu
timbul dalam hati Khalifah Umar untuk menguji sejauh mana kejujuran dan
keamanahan si anak gembala itu. Khalifah Umar pun mendekati pemuda pengembala
itu,
seraya
berkata: " Sungguh banyak kambing yang kamu pelihara, lagi pula sangat
bagus dan gemuk-gemuk semuanya. Oleh karena itu kamu juallah kepadaku. Saya
menginginkan seekor darinya yang gemuk dan bagus."
Mendengar
kata-kata demikian, pengembala tersebut menjawab: "Kambing-kambing ini
bukanlah milik saya, tetapi milik majikan saya. Saya hanyalah seorang hamba dan
pengembala yang mengambil upah saja."
Umar
bin Khattab berkata lagi, ''Katakan saja nanti pada tuanmu, kambing itu dimakan
serigala.'' Anak gembala tersebut diam sejenak, ditatapnya wajah Amirul
Mukminin,
lalu
keluar dari bibirnya perkataan yang menggetarkan hati Khalifah Umar, ''Fa
ainallah?''… ''Fa ainallah?''…(Dimana Allah? Dimana Allah?”) anak itu
mengulang-ulang. (Kurang lebih maknanya adalah, ''''Jika Tuan menyuruh saya
berbohong, lalu di mana Allah? Bukankah Allah Maha Melihat? Apakah Tuan tidak
yakin bahwa siksa Allah itu pasti bagi para pendusta?"")
Umar
bin Khattab adalah seorang khalifah, pemimpin umat yang sangat berwibawa lagi
ditakuti, dan tak pernah gentar menghadapi musuh. Akan tetapi, menghadapi anak
gembala itu beliau gemetar, kagum, sekaligus bahagia memiliki rakyat yang taat
kepada Allah SWT.
Seketika,
Umar bin Khattab pun menangis dan mendekap anak itu. Kemudian beliau minta
ditunjukan rumah majikannya. Tak lama, Umar bin Khattab membeli anak gembala
itu dan kambing-kambingnya dari majikannya. Lalu, ia memerdekakan anak gembala
itu dan menghadiahkan seluruh kambing itu sebagai balasan atas sifat amanah dan
keimanannya.
demikan Arti, Alasan , Manfaat Sifat
Jujur serta kisah inspiratif budak penggembala yang jujur, semoga bermanfaat.